Selasa, 18 Desember 2012


MATERI 1
PENGENALAN DIRI
A.      Pentingnya Pengenalan Diri
Siapakah diri kita sebenarnya? ini mungkin hanya dipahami sebagian orang saja padahal mengenal siapa diri kita sebenarnya sangat penting karena akan sangat mempengaruhi siapa kita dan bagaimana perilaku kita. Pemahaman yang mendalam terhadap diri sendiri akan sangat membantu kita karena dengan memahami diri bisa menggunakan potensi secara maksimal untuk mencapai tujuan hidup yang kita cita-citakan. Selain itu dengan mengenal diri kita bisa memiliki keyakinan diri dan berpikir positif sehingga kita akan terus termotivasi untuk menghasilkan sebuah karya besar.
Keyakinan akan berhasil merupakan kekuatan yang besar dan merupakan bumbu dasar yang mutlak penting bagi orang-orang yang ingin sukses. Segalanya bermula dari pikiran dan keyakinan diri karena jika kita yakin akan sukses maka seluruh energi akan kita kerahkan untuk mencapai apa yang kita cira-citakan. Namun terkadang diantara kita masih ada yang tidak yakin akan potensi yang dimiliki sehingga kita terlalu menganggap rendah kemampuan diri sendiri. Hal tersebut yang bisa menghambat kesuksesan kita.
Coba sekarang siapa yang tidak mengenal Tukul Arwana. Seorang entertrainer yang mampu melihat potensi dalam dirinya lebih daripada penampilan fisiknya bahkan penampilan fisiknya sekarang justru menjadi ikon dirinya. Sekarang wajah Ndeso justru menjadi kekuatan dan hal yang menjual. Bisa dibayangkan jika dulu Tukul hanya melihat kekurangan dalam dirinya bukan pada potensinya yaitu kemampuan menghibur, tentunya dia tidak akan menjadi seorang yang berpenghasilan 30 Juta dalam sekali penayangan acaranya di televisi. Tukul adalah contoh orang sukses karena keyakinan yang besar pada potensi yang dimiliki.
Kekuatan sugesti sungguh maha dasyat. Bila ditempatkan secara positif sugesti mampu mengungkapkan kekuatan-kekuatan yang menakjubkan dari dalam diri seseorang. Sugesti hampir sama dengan menghipnotis diri dan memunculkan rasa percaya diri pada seseorang. Ketika Kita mensugesti sugesti diri bahwa diri Kita mampu berprestasi, maka Kita pasti bisa melakukannya, tetapi bila Kita mensugesti bahwa diri Kita negatif, bersiap-siaplah menuju kemuraman hidup.
B.       Pengertian Pengenalan Diri
Pengenalan diri merupakan kemampuan seseorang untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya, sehingga dapat melihat respon yang tepat terhadap tuntutan yang muncul baik dari dalam maupun dari luar. Pengenalan diri ini dikatakan Noesjirwan ( lihat Koenjono, 1989) merupakan langkah yang diperlukan orang untuk menjalankan kehidupan ini secara efektif. Kekuatan-kekuatan pada diri sendiri merupakan asset dalam kehidupan sehari-hari, namun demikian apabila kekuatan ini tidak disadari maka kesempatan untuk mengaktualisasikan diri akan hilang. Demikian halnya dengan kelemahan-kelemahan yang ada pada seseorang, kelemahan yang tidak disadari bukan hanya akan merugikan diri sendiri tetapi juga orang lain.
Pengenalan diri adalah suatu cara untuk membentuk konsep diri. Konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri baik secara fisik, psikis, moral maupun social (Grinder 1978). Persepsi tersebut merupakan sesuatu yang dicitacitakan maupun keadaan yang sesunggunya. Aspek fisik tersebut meliputi penilaian tubuh, pakaian, benda miliknya dan lain sebagainya. Aspek sosial meliputi bagaimana peranan sosial dalam masyarakat. Sementara aspek moral meliputi nilai dan prinsip yang meliputi arti dan arah dalam kehidupan sosial.
Untuk mencapai suatu tahap kesadaran diri, orang membutuhkan pengalaman, dan interaksi sosial. Orang dapat mengemukakan pikiran, perasaan, ide, atau kekesalan pada orang lain dengan harapan orang lain akan memberikan perhatian atau umpan balik pada dirinya.
C.      Cara Mengenal Diri
Mengenali diri sendiri merupakan proses seumur hidup. Seseorang tidak akan pernah selesai menggali seluruh potensi yang ada dalam dirinya. Setiap saat seseorang akan berkembang dan mungkin akan mendapatkan sesuatu yang baru yang dapat merubah perilaku dan sikapnya. Dari sebab itu dibutuhkan kontinyuitas untuk terus berusaha merefleksikan diri dan berusaha untuk mengenal diri kita sendiri.

Ada dua cara yang sederhana utuk dapat semakin mengenal dan memahami diri kita yaitu:
1.      Refleksi diri atau mendengarkan diri sendiri:
Dalam hal ini kita berusaha untuk mengenali bagaimana reasksi dan perasaan kita, serta apa yang menyebabkan perasaan dan reaksi kita tersebut. Dengan mencoba mengenali, menuliskan atau mengungkapakannya kepada orang lain, kita akan semakin mempertajam pengenalan kita terhadap diri kita sendiri.
2.      Mendengarkan orang lain
Kita bisa meminta umpan balik dari ornang lain tentang pandangan mereka terhap diri kita dan bagaimana reaksi mereka terhadap perilaku kita. Dengan menerima umpan balik atau masukan dari orang lain kita akan semakin mengenal diri kita sendiri.
D.      Kegiatan:
1.      Permaianan Nilailah Aku:
Langkah-langkah permaiana:
a.       Peserta diminta menyediakan satu lembar kertas.
b.      Peserta diminta untuk memberi nama pada kertas tersebut di pojok kiri atas kertas kemudian memberi nomor 1- sejumlah peserta (Nomor diurutkan dari atas kebawah)
c.       Peserta diminta untuk duduk melingkar
d.      Kemudian seluruh peserta diminta memberikan kertas yang ia punya kepada teman disebelah kanannya, jadi setiap peserta memegang kertas teman disebelah kirinya kemudian menuliskan komentar atau peneilaianya terhadap teman disebelah kirinya tersebut, setelah selesai kertas tersebut diberikan kepada teman disebelah kananya dan begitu seterusnya. Pada akhir permainan setiap peserta menerima komentar atau penilaian dari teman-teman seluruh peserta lain. Hasil ini dapat dijadikan gambaran untuk semakin mengenali diri sendiri. Namun harus diperhatikan bahwa penilain seseorang terhadap diri kita sendiri tidak mutlak benar, ini hanya sebagai gambaran untuk memudahkan kita mengenal diri kita sendiri.
2.      Refleksi Pribadi:
Peserta diminta untuk menuliskan hal-hal positif maupun negatif yang menurutmu ada dalam dirinya.
Hal-hal Positif
Hal-hal negative



















 MATERI II
BERSIKAP OPTIMIS DALAM HIDUP
A.    Optimisme
Dalam kamus bersar bahasa Indonsesia optimis berarti selalu berpengharapan (berpandakan) baik dalam menghadapi segala hal. Sedangkan inggris Oxford Dictionary mendefinisikan optimisme sebagai memiliki "harapan dan keyakinan tentang masa depan atau hasil yang sukses dari sesuatu;. Kecenderungan untuk mengambil pandangan positif atau penuh harapan" Kata ini awalnya berasal dari optimal Latin, yang berarti "terbaik." Menjadi optimis, dalam arti khas kata, pada akhirnya berarti satu mengharapkan hasil terbaik dari situasi tertentu. Hal ini biasanya disebut dalam psikologi sebagai optimisme disposisional.
Dari dua hal tersebut diatas dapat diartikan bahwa optimisme bukan sekedar berpikir positif. Optimisme adalah kebiasaan berpikir positif atau kecenderungan untuk memandang segala sesuatu dari sisi dan kondisi baiknya dan mengharapkan hasil yang memuaskan. Orang yang optimis adalah orang yang memiliki harapan kuat bahwa secara umum, segala sesuatu dalam kehidupan akan beres, kendati ditimpa kemuduran dan frustasi. Ia bisa melihat secercah cahaya ditengah kegelapan.
B.       Cara Mengembangkan Optimisme:
“SUDAHLAH! Jangan ngoyo, kita nggak akan berhasil!” Kata-kata seperti ini mungkin pernah kita dengar pada saat orang atau kelompok orang menyusun rencana dan target kerja.
Ada dua kemungkinan mengapa kata-kata ini keluar dari mulut seseorang. Pertama, rencana yang dibuat memang tak realistis. Kedua, ada orang yang selalu memandang berat setiap masalah. Alasan kedua inilah yang biasa disebut sebagai sikap pesimis.
Sikap pesimis merupakan halangan utama bagi seseorang untuk menerima tantangan. Orang yang telah terjangkiti virus pesimis selalu merasa hidupnya penuh dengan kesulitan. Ia selalu berada dalam ketidakberdayaan menghadapi masa depan.
Penyakit pesimis dapat terbangun akibat proses pendidikan yang kurang baik: bisa dari masa kecil atau akibat peristiwa sesaat yang sangat menyakitkan. Penyebab pertama, biasanya akan lebih sulit diperbaiki, karena pesimisme telah menyatu dalam kepribadian orang tersebut. Mereka memiliki konsep diri yang kurang baik dan memiliki pandangan yang buram terhadap kehidupan dan masa depan nya. Sedang pesimisme yang terjangkit akibat pengalaman pahit, lebih mudah diatasi sejauh orang tersebut dapat menata kembali target dan langkah-langkahnya dalam mencapai target tersebut.
Berikut beberapa-hal yang dapat menumbuhkan perasaan pesimistis dalam diri seseorang menurut (Joko susilo dalam blognya: Just another WordPress.com weblog) :
1.    Terlalu sering dibantu. Anak yang tumbuh dalam suasana sering dibantu seringkali tak dapat mengenali kemampuannya. Ia akan sering mengatakan, “Saya tak bisa.” Ini terjadi karena anak tak dibiarkan menghadapi kesulitan sedikitpun. Ketika si anak mengeluh tentang sulitnya ‘PR’ dari sekolah, orang tua lantas mengambil alih PR tersebut. Ketika anak menghadapi masalah dengan mainannya, orang tua segera mengatasi masalah tersebut. Dalam jangka panjang, anak ini akan tumbuh sebagai orang yang merasa tak mampu menghadapi kesulitan. Ia akan selalu mengharapkan bantuan orang lain dalam mengatasi masalah-masalahnya. Manakala bantuan itu tak ia peroleh, ia pun merasa tak dapat berbuat apa apa.
2.    Terlalu sering dilecehkan. Orang yang dalam masa pertumbuhannya seringkali dilecehkan akan menganggap dirinya menjadi orang terbodoh se-dunia. Keadaan ini tentu membuatnya memandang buram potret diri dan masa depannya. Ia juga akan merasa tak mampu mengatasi persoalannya sendiri.
3.    Sikap negatif terhadap kegagalan. Kalau kita lihat dalam keseharian, ada orang yang merasa selalu ditimpa kegagalan. Pada kenyataanya, tak ada seorang pun di dunia ini yang selalu gagal dan tak pernah berhasil. Masalahnya adalah bagaimana ia menyikapi kegagalan. Ada orang yang merasa begitu hancur ketika ditimpa kegagalan. Kegagalan menjadi peristiwa yang amat besar dalam hidupnya, sebab keberhasilan tak pernah ia syukuri sedikitpun. Akibatnya, ia merasa sebagai pecundang, bodoh dan tak punya masa depan.
4.    Dampak optimisme berlebihan. Optimisme berlebihan seringkali menyisakan pengalaman pahit dalam diri seseorang. Pengalaman ini membuat orang tak lagi bergairah membicarakan target-target yang telah gagal itu. Orang seperti ini menghadapi trauma untuk membicarakan hal tersebut. Keadaan seperti ini tentu akan menyulitkan bagi orang tersebut untuk bangkit dari kegagalan. Ia akan lebih tertarik untuk membicarakan dan memulai hal-hal baru daripada mengulang kembali pengalaman pahit tersebut.
Pesimisme, baik yang dialami oleh individu maupun kelompok, memang harus diatasi. Namun, dibutuhkan keteguhan dalam membatasi masalah kejiwaan yang satu ini, karena pesimisme terbangun dari pengalaman dan kita tak bisa mengubah hal-hal yang telah terjadi.  menurut (Joko susilo dalam blognya: Just another WordPress.com weblog) Ada bebarapa hal yang mungkin dilakukan untuk membangun kembali optimisme kita:
1.    Temukan hal-hal positif dari pengalaman masa lalu, sepahit apapun pengalaman itu. Dalam kegagalan, sekalipun masih ada keberhasilan-keberhasilan kecil yang terselip, cobalah temukan keberhasilan itu dan syukuri keberadaannya. Upaya ini paling tidak akan mengobati sebagian dari perasaan hancur yang kita derita. “Tapi bagaimanapun saya telah gagal” Buang jauh-jauh pikiran tersebut, karena pikiran tersebut tak akan membantu kita dalam meraih nikmat Allah berikutnya. Allah hanya akan menambahkan nikmatNya pada orang yang mau mensyukuri pemberianNya meskipun nikmat itu sedikit.
2.    Tata kembali target yang ingin kita capai. Jangan terbiasa membuat target yang berlebihan. Kita memang harus optimis, tapi kita perlu juga mengukur kemampuan diri sendiri. Kita juga perlu menelaah lebih jeli cara apa yang mungkin kita lakukan untuk mencapai target tertentu. Cara Irak menghadapi agresor/penjajah AS mungkin dapat dijadikan contoh. Dari awal Irak tak mengatakan akan menang dalam pertempuran. Tapi mereka hanya mengatakan “AS akan menghadapi kesulitan jika berhadapan dengan tentara dan perlawanan rakyat Irak.” Irak pun menghitung-hitung dalam medan mana ia dapat memberikan perlawanan yang sengit terhadap para agresor/penjajah tersebut. Mungkin Irak berusaha memenangkan pertempuran di medan opini dunia dan jalur diplomatik. Ini adalah satu contoh bagaimana sebaiknya menetapkan target dengan melihat kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki.
3.    Pecah target besar menjadi target-target kecil yang dapat segera dilihat keberhasilannya. Seringkali ada manfaatnya untuk melihat keberhasilan-keberhasilan jangka pendek dari sebuah target jangka panjang. Hal ini akan semakin menumbuhkan semangat dan optimisme dalam diri kita. Tentu kita harus terus mensyukuri apa yang kita peroleh dari capaian target-target kecil tersebut. Jangan pernah terbetik dalam hati, “Ah baru segini, target kita masih jauh.” Sikap ini sama sekali tak membangun rasa optimis.
4.    Bertawakal kepada Allah. Menyadari adanya satu kekuatan yang dapat menolong kita di saat kita menghadapi rintangan merupakan modal dasar yang cukup ampuh dalam membangun optimisme. Bertawakal tentu harus dilakukan bersamaan dengan upaya kita memperbaiki target dan strategi pencapaiannya.
5.    Langkah terakhir kita perlu merubah pandangan kita terhadap diri sendiri dan kegagalan. Kita perlu lebih sayang dan menghargai diri sendiri. Jangan kita terus menerus mengejek diri sendiri. “Aku ini orang bodoh, tak bisa apa apa.” Ini bukanlah sikap merendah, tapi merupakan sikap ingkar terhadap kelebihan yang telah Allah karunikan kepada kita.
C.      Percaya Diri
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya.  Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.

Jika melihat ke literatur lainnya, ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan percaya diri yaitu ada empat macam, antara lain:
  1. Self-concept : bagaiman Anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan, bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara keseluruhan, bagaimana Anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan.(belajarpsikologi.com)
  2. Self-esteem : sejauh mana Anda punya perasaan positif terhadap diri Anda, sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai atau berharga dari diri Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri Anda. .(belajarpsikologi.com)
  3. Self efficacy : sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang Anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauhmana Anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy. .(belajarpsikologi.com)
  4. Self-confidence: sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap penilaian Anda atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy .(belajarpsikologi.com)
Berdasarkan paparan tentang percaya diri, kita juga bisa membuat semacam kesimpulan bahwa percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.
D.      Cara Mengembangkan Percaya Diri
Menurut Sutikno dalam blognya ada Ada beberapa tips yang bisa dijalani untuk meningkatkan kepercayaan diri yaitu: (www.sutiknoblogspot.com)
1. Lakukan sesuatu
Belajarlah untuk melakukan sesuatu yang berguna buat hidup kamu. Berdiam diri dan tidak melakukan apa pun, hanya sebagai penonton saja membuat seseorang tidak akan berkembang. Melakukan sesuatu yang berguna bagi kehidupan kamu dan orang lain akan membuat kamu menjadi orang yang berharga dan dihargai. Dua hal yang bisa meningkatkan rasa percaya diri.
2.  Belajar mengambil keputusan
Mengambil sebuah keputusan dalam hidup memerlukan sebuah kepercayaan diri. Belajar mengambil keputusan berarti belajar melatih kepercayaan diri. Orang-orang yang tidak memiliki rasa percaya diri, tidak akan berani mengambil sebuah keputusan dalam hidupnya. Dia selalu bertanya kepada orang lain dan meminta mereka menentukan apa yang harus dia lakukan, apa yang terbaik buat dirinya. Bertanya sebelum mengambil sebuah keputusan tentu dianjurkan. Tapi, pengambilan keputusan harus dilakukan oleh kamu sendiri tanpa adanya intervensi dari pihak lain.
3.  Nikmati apa yang kamu kerjakan
Menikmati apa yang kita lakukan adalah sebuah indikasi bahwa kita telah melakukan sesuatu yang benar. Melakukan sesuatu yang baik dengan hasil yang memuaskan akan menambah kepercayaan diri.
4.  Kenali dirimu
Sudahkah kamu mengenali siapa diri kamu yang sebenarnya? Seperti apa dirimu? Apa yang menjadi kelebihanmu dan apa yang menjadi kekuranganmu? Dari situ, kamu akan tahu harus melakukan apa dalam hidup kamu.
5.  Fokus utama pada kelebihan
Seseorang dikenal atas dasar kelebihannya, bukan kekurangannya. Chris John, akan selalu dikenal sebagai petinju Indonesia kelas dunia yang handal meski pun dia tidak jago bermain bulu tangkis. Dia tidak akan dikenal sebagai Chris John yang tidak bisa bermain bulu tangkis. Seseorang akan mengenal Chris John atas dasar kelebihannya (sebagai seorang petinju). Jangan terlalu sibuk dan minder dengan kekurangan, tapi asahlah kelebihan yang akan menjadi kekuatanmu. Apa yang menjadi kelebihanmu, itulah yang harus kamu optimalkan. Jangan terlalu bernafsu untuk menjadi orang bisa melakukan semua hal. Asah terus apa yang kamu kuasai, itu akan membuat kamu menjadi orang yang menonjol.
6.  Membenahi kekurangan
Setelah kamu berhasil mengoptimalkan kelebihanmu, barulah mulai memperbaiki kekurangan kamu sedikit demi sedikit. Tapi jangan terlalu fokus dalam memperbaiki kekurangan, sehingga kamu lupa mengasah dan meningkatkan kelebihan yang kamu miliki.
7.  Berani mencoba
Jangan takut salah dan gagal. Setiap orang pernah salah dan pernah gagal. Kesalahan akan membuat kita lebih berhati-hati. Dan kegagalan adalah kunci untuk meraih kesuksesan. Jangan pernah berhenti untuk melakukan sesuatu, mencoba dan terus mencoba. “kegagalan yang sebenarnya, adalah saat di mana kita berhenti mencoba.”
8.  Bersikap tenang dan wajar
Grogi, ragu, malu, bimbang dan cemas adalah sebuah indikasi seseorang sedang tidak memiliki kepercayaan diri yang baik. Cobalah untuk bersikap tenang dan wajar. Fokus pada apa yang akan kamu lakukan. Dengan bersikap tenang, kamu akan lebih bisa menguasai keadaan baik keadaan di sekitarmu atau pun keadaan dalam diri sendiri. Mampu berpikir lebih kreatif dan realistis.
9.  Buat daftar kesuksesan
Buatlah daftar kesuksesan yang sudah kamu raih, mulai dari hal-hal yang paling kecil. Apa yang sudah kamu lakukan dan berhasil adalah motivasi kamu untuk melakukan langkah selanjutnya. Kau telah melakukan sesuatu di masa lalu dan berhasil, kamu juga bisa melakukan hal yang sama di masa kini dan masa mendatang. Bukan begitu..?
10.  Belajar dan menambah wawasan
Kepercayaan diri akan timbul dengan sendirinya ketika kamu sudah memiliki ilmu dan wawasan yang luas. Dengan memiliki wawasan yang luas seseorang akan lebih mampu dan dan tahu bagaimana cara bersikap dan menyelesaikan masalah. Wawasan membuat seseorang lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak. Tapi ingat, Jauhkan diri kamu dari sifat sombong dan meremehkan orang lain.

 MATERI III
KARAKTER PENUH PERHATIAN
A.      Karakter Cermat
Cermat adalah sikap yang mampu merencanakan dan mengerjakan sesuatu dengan memperhatikan hal-hal yang kecil dan sederhana secara detail dan seksama dalam batasan waktu tertentu sehingga membutuhkan kreatifitas dan menemukan hal-hal baru.
            Kecermatan menuntut kita untuk fokus mengerjakan apa yang kita kerjakan. Hal ini tentunya membutuhkan konsentrasi pikiran, pengendalian emosi, dan penggunaan kehendak untuk melakukan pekerjaan yang sempurna dan rinci serta teliti.
B.       Menjadi Pribadi yang Berkarakter Cermat
Ø   Mengamati gambar secara cermat
perception_vas2e
Jika kita melihat  gambar diatas dengan cermat kita akan menemukan sesuatu yang berbeda. Pada gambar diatas mungkin sebagian orang akan melihat itu adalah sebuah gambar fas bunga dan orang lain lagi akan melihat dua wajah yang saling berhadapan. Jika kita melihat dengan sedikit cermat maka kita akan melihat dua objek gambar itu secara langsung dan bersamaan. Pertanyaanya mengapa terkadang kita susah untuk melihat dua gambar tersebut secara bersamaan? Hal tersebut tentunya karena kita kurang cermat dalam mengamati sebuah gambar sehingga kita tidak bisa melihat gambar tersebut secara detail
Dari gambar tersebut kita dapat belajar bahwa terkadang jika kita tidak cermat melihat atau mengamati sebuah objek kita tidak akan menemukan atau melihat objek tersebut secara detail.
Ø   Tips dan trik untuk menjadi cermat:
1.      Membuat perencanaan/jadwal kegiatan dengan cermat:
2.      Memperhatikan bagian-bagian kecil
3.      Membuat catatan/agenda agar tidak lupa
4.      Menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang telah dimulai 

MATERI IV
KARAKTER MENGHARGAI
A.      Konsep Toleransi
Toleransi berasal dari kata kerja bahasa latin tolerare, berarti menanggung. Toleransi berarti berarti menanggung kejengkelan atau kelemahan. Toleransi tidak membuat hal yang salah menjadi benar, namun juga tidak menuntut kesempurnaan. Toleransi berpegang pada suatu standar, namun menyadari bahwa orang bertumbuh dengan kecepatan yang berbedadan menunjukkan tahap kedewasaan yang berlainan pula. Toleransi berarti menerima orang lain apa adanya dan menyadari bahwa setiap orang berbeda-beda karakternya.
Hidup di masyarakat yang kompleks dibutuhkan sikap toleran yang tinggi. Kita hidup di lingkungan sekolah yang heterogen baik dari sisi agama, suku, ras, status sosial, ekonomi, bakat, kecerdasan, latar belakang, dan kebiasaan keluarga, dan sebagainya. Dalam situasi seperti itu, kita hanya dapat bergaul dan belajar bersama bila kita mampu memahami dan menerima satu sama lain.
Banyak perselisihan, permusuhan bahkan kekerasan yang terjadi di masyarakat. Akar permasalahanya sering kali karena masing-masing pihak merasa diri paling benar dan tidak mau toleran dengan perbedaan yang ada. Orang yang berkarakter toleran terhadap orang lain mampu hidup dalam perbedaan. Ia bahkan diperkaya dan dikembangkan dengan perbedaan yang ada.

BAB V
KARAKTER PERSAUDARAAN
A.    Rendah Hati

Kerendahan hati merupakan salah satu indikator dari tingginya kecerdasan spiritual seseorang. Seorang yang tidak bisa menunjukkan sikap atau karakter rendah hati, berarti belum mencapai kedamaian dengan dirinya. (yanuardiandi_blogspot.com: 2012).
Pribadi yang rendah hati biasanya justru memandang bahwa orang lain sebagai ciptaan Tuhan memiliki keunikan dan keistimewaan, sehingga dia senantiasa membuat orang lain merasa penting. Karena sesungguhnya setiap pribadi adalah istimewa. Setiap orang adalah spesial, unik, dan berhak untuk dihargai. Manusia adalah pribadi yang harus diperlakukan khusus. Manusia adalah makhluk yang sangat sensitif. Jika kita meragukan hal ini, lihat diri kita sendiri dan perhatikan betapa mudahnya kita merasa disakiti atau tersinggung. (anekaremaja.com/Mario teguh: 2012)
Orang yang Rendah hati akan membahagiakan hati sesama. Kalau dia seorang bapak, keluarganya akan menghormatinya dengan tulus. Kalau seorang ibu, anak-anaknya tentu akan senantiasa merindukan. Kalau seorang pemimpin, tentu akan menginspirasi hati sekalian rakyatnya.Mari kita belajar rendah hati, dengan cara mengagumi dan mengapresiasi kelebihan rekan-rekan kita yang tidak kita miliki. (anekaremaja.com/Mario teguh: 2012)
Jika apa yang anda pikirkan mengenai orang lain berubah, maka sikap dan tindakan mereka terhadap anda juga akan berubah. Karena manusia sangat sensitif satu sama lain dalam banyak hal, kita biasanya sangat peka terhadap apa yang dipikirkan oleh satu sama lainnya. Jika hubungan kita dengan isteri/suami, kekasih, teman, rekan bisnis, rekan kerja atau orang tua kita tidak sebagaimana kita harapkan, cobalah lihat lebih jauh ke dalam pikiran kita - apa yang sesungguhnya kita pikirkan saat ini tentang orang tersebut. Orang seperti apa (suami/isteri, kekasih, sahabat, rekan) yang kita ciptakan dalam bawah sadar kita. Kita pasti memiliki hal-hal atau gambaran yang sangat negatif atau jelek tentang seseorang tersebut. (anekaremaja.com/Mario teguh: 2012)
Salah satu ciri kerendahan hati adalah mau mendengar pendapat, saran dan menerima kritik dari orang lain. Sering dikatakan bahwa Tuhan memberi kita dua buah telinga dan satu mulut, yang dimaksudkan agar kita lebih banyak mendengar daripada berbicara. Kadang-kadang hanya dengan mendengarkan saja kita dapat menguatkan orang lain yang sedang dilanda kesedihan atau kesulitan. Dengan hanya mendengar, kita dapat memecahkan sebagian besar masalah yang kita hadapi. Mendengar juga berarti mau membuka diri dan menerima, suatu sifat yang menggambarkan kerelaan untuk menerima kelebihan dan kekurangan orang lain maupun diri kita sendiri.
Dalam mengkritik atau memenangkan suatu persaingan kita tidak perlu menunjukkan kehebatan maupun memamerkan apa yang kita miliki, bahkan ketika kita menang sekalipun tidak ada rasa pamer atau kesombongan yang terlihat.
Ciri manusia rendah hati lainya adalah senantiasa berani mengakui kesalahan dan meminta maaf jika melakukan kesalahan atau menyinggung perasaan orang lain. Manusia rendah hati adalah manusia yang sangat peduli dengan perasaan orang lain. Bedakan dengan mereka yang senantiasa peduli dengan apa yang dikatakan orang lain. Orang seperti ini bukan rendah hati, tetapi rendah diri atau tidak memiliki rasa percaya diri, sehingga dia selalu khawatir dengan apa yang akan dipikirkan atau dikatakan orang lain tentang dirinya.
Bayangkan kalau ada orang yang rendah hati, menghormati sesama, dan suka melayani. Tidakkah hati Anda menyukai dan terkesan dengan keikhlasannya? Memang tidak mudah untuk selalu rendah hati dan memilih hidup melayani. Apalagi kalau terjebak pada dorongan biologis dan egoisme semata. Maunya justru dilayani.
Rendah hati pada hakekatnya bermakna kesadaran akan keterbatasan kemampuan diri, jauh dari kesempurnaan dan terhindar dari setiap bentuk keangkuhan. Rendah hati akan mendorong terbentuknya sikap realistis, mau membuka diri untuk terus belajar, menghargai pendapat orang lain, menumbuh kembangan sikap tenggang rasa, seta mewujudkan kesederhanaan, penuh rasa syukur dan ikhlas di dalam mengemban hidup ini.
Rendah hati bukan berarti merendahkan diri dan menutup diri melainkan secara aktif mendengarkan, berbagi, dan berempati sehingga terjalin hubungan harmonis dua arah. Dia dapat menyesuaikan kondisi emosi dan egonya untuk menempati kondisi emosi dan ego teman bicaranya sehingga sang teman merasa didengarkan dan dihargai.

Banyak Mendengar Dan Rendah Hati

Penulis : Kundiyarto Prodjotaruno
Kamis, 11 September 2008, Dibaca : 16887 kali | Dicetak : 448 kali |
86ee9
Banyak mendengar dan rendah hati sejatinya saling bertautan. Sifat banyak mendengar yang dipunyai oleh seseorang, niscaya akan berdampak atau berpotensi menjadikan orang tersebut bersifat rendah hati. Sebaliknya, orang yang bersikap rendah hati (humble) akan lebih banyak mendengar. Mengapa demikian ?Salah satu ciri kerendahan hati adalah mau mendengar pendapat, saran dan menerima kritik dari orang lain. Sering dikatakan bahwa Tuhan memberi kita dua buah telinga dan satu mulut, yang dimaksudkan agar kita lebih banyak mendengar daripada berbicara. Kadang-kadang hanya dengan mendengarkan saja, kita dapat menguatkan orang lain yang sedang dilanda kesedihan atau kesulitan.Harus diakui, kegiatan mendengar bukanlah suatu pilihan yang kita ambil dengan perasaan suka cita. Hampir bisa dipastikan, kebanyakan orang lebih suka berbicara bukan ?
Cobalah bercermin ke diri kita sendiri. Kita senang mengungkapkan gagasan-gagasan kita. Kita juga merasa lebih enak memperkenalkan posisi, menonjolkan pendapat dan perasaan kita.Sebenarnya, kebanyakan orang tidak ingin mendengar seperti halnya keinginan mereka berbicara dan didengarkan. Karena itulah kita lebih memusatkan perhatian pada kata-kata yang akan kita ucapkan daripada memberi perhatian penuh pada apa yang diutarakan orang lain. Selain itu, kita sering menyaring kata-kata orang lain berdasarkan pendapat dan kebutuhan kita sendiri.Jika kita melihat sisi negatif, mendengarkan orang yang sedang berbicara terkadang tanpa kita sadari terasa membebani kita.Namun jika kita selalu melihat sisi positif, dengan mau mendengarkan orang lain, kita dapat memecahkan sebagian besar
masalah yang sedang dihadapi oleh orang tersebut. Mendengar juga berarti mau membuka diri dan menerima. Suatu sifat yang menggambarkan kerelaan untuk menerima kelebihan dan kekurangan orang lain maupun diri kita sendiri.
Sikap rendah hati, mengharuskan kita membuang ego jauh-jauh. Dan hal ini, kadang bagi sebagian orang sangat sulit dilakukaan ! Di antara sekian banyak ego antara lain adalah ego ingin menonjol, ingin dominan, ego ingin lebih dikenal ataupun ego ingin selalu didengar dan diperhatikan orang lain.Ego-ego ini akan sulit dihilangkan jika kita tidak mempunyai keinginan untuk berubah dari yang bersikap sombong mau menang sendiri berubah menjadi bersikap rendah hati.Jika kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, sifat orang yang tidak rendah hati, diantaranya adalah pertama, tidak bisa menerima kritikan walaupun itu sesuatu yang konstruktif.
Ketika menerima kritikan, hal pertama yang dilakukan adalah menolak dan mencari alasan pembenaran untuk menutupi kelemahannya. Jika kita melihat dari sisi positif kritikan sebenarnya adalah ungkapan tulus orang lain yang mau menunjukkan kekurangan yang ada pada diri kita.Justru seharusnyalah kita berterimakasih jika ada teman atau sahabat yang bersedia mengkritik.Namun harus diakui kebanyakan dari kita lebih suka minta dipuji daripada dikritik. Kemudian yang kedua, tidak mau menerima kelebihan yang dimiliki orang lain. Idealnya, segala sesuatu yang menunjukkan kelebihan positip yang dimiliki orang lain hendaknya dikagumi. Sejatinya, mengagumi kelebihan orang lain, akan menjadikan kita terobsesi untuk meneladani orang tersebut.Belajar dari kelebihan orang lain akan membantu kita untuk mengoreksi sikap-sikap kita yang selama ini tanpa kita sadariu banyak kekurangannya.
Mungkin Anda pernah mendengar peribahasa Jawa yang berbunyi "ngluruk tanpa bala (menyerang tanpa pasukan), menang tanpa ngasorake (menang tanpa harus menindas), lan sugih tanpa bondo (kaya tanpa harta)". Sejatinya makna filosofis yang terkandung dari ajaran itu sangat dalam!Penjelasan dari peribahasa itu adalah; dalam memenangkan suatu persaingan, kita tidak perlu menunjukkan kehebatan maupun memamerkan apa yang kita miliki.Bahkan, ketika kita menang sekali pun, tidak perlu kita pamer atau menunjukkan kesombongan atau mempermalukan pesaing atau kawan kita.. Dari beberapa penjelasan di muka, kiranya dapat disimpulkan, bahwa hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati !
Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang di atasnya merasa nyaman dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minderJim Collins, pakar management kondang, dalam bukunya yang sangat bagus, Good to Great, mengajarkan kepada kita, bagaimana sikap rendah hati itu harus dimiliki oleh para pemimpin masa kini. Ada beberapa hal yang menarik dari hasil penelitian Collins dan dua puluh orang asistennya selama lima tahun dengan metodologi ilmiah yang sangat solid, yang menjadi bahan dasar bukutersebut. Dari awal, Collins sudah berkali-kali berpesan kepada tim risetnya untuk tidak memedulikan faktor pemimpin dalam mencari kunci sukses perusahaan. Ia sadar bahwa kepemimpinan memang cenderung "bersifat romantis" yaitu kalau perusahaan sukses, itu pasti karena pemimpinnya, demikian juga kalau gagal jangan selalu menyalahkan anak buah.
Menurut Collins, pemimpin yang disebut sebagai "Level 5 Leaders" adalah para pemimpin yang rendah hati, tidak pernah menyombongkan diri, bahkan cenderung pemalu. Mereka menunaikan tugas dengan diam-diam tanpa berupaya mencari perhatian dan pujian publik. Apabila mereka berhasil, mereka selalu berusaha untuk memberi kredit kepada orang lain atau hal lain di luar diri mereka. Apabila ada kegagalan, mereka bertanggung jawab secara pribadi dan tidak mencari kambing hitam. Ambisi mereka adalah untuk kelanggengan perusahaan, bukan penggemukan dan kepentingan diri.
Patih Gadjahmada, Ahmadinejad, Soekarno, SBY, Ciputra adalah contoh-contoh pemimpin yang memenuhi sebagai "Level 5 Leaders".Apakah Anda setuju?Salam perjuangan!
Kundiyarto M. Prodjotaruno -Bekerja di kantor konsultan manajemen, keuangan dan bisnis;-Penulis di bidang management dan motivasi-Penulis bisa dihubungi dikundiyarto@gmail.com

B.     Persahabatan

Persahabatan lebih dari sekedar perkenalan. Persahabatan adalah sesuatu yang mendalam, suatu bentuk kasih yang memampukan seseorang berkorban dan memberikan dirinya bagi yang lain.
Persahabatan atau pertemanan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Dalam pengertian ini, istilah "persahabatan" menggambarkan suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan, penghargaan dan afeksi. Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain, seringkali hingga pada altruisme. selera mereka biasanya serupa dan mungkin saling bertemu, dan mereka menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai. Mereka juga akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar-menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Sahabat adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. (id.wikipedia.org/wiki/Persahabatan: 2012).
Nilai yang terdapat dalam persahabatan seringkali apa yang dihasilkan ketika seorang sahabat memperlihatkan secara konsisten:
·         kecenderungan untuk menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama lain.
·         simpati dan empati.
·         kejujuran, barangkali dalam keadaan-keadaan yang sulit bagi orang lain untuk mengucapkan kebenaran.
·         saling pengertian. ( lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/.../persahabatan-adalah-guru)
pengorbanan seorang sahabat
(jalanhidup.com/search/kisah-pengorbanan-seorang-sahabat-sejati)
Suatu pagi yang sunyi di Korea, di
suatu desa
kecil, ada sebuah bangunan kayu mungil yang
atapnya ditutupi oleh seng-seng.
Itu adalah rumah yatim piatu di mana banyak anak
tinggal akibat orang tua mereka meninggal dalam
perang.
Tiba-tiba, kesunyian pagi itu dipecahkan oleh
bunyi mortir yang jatuh di atas rumah yatim piatu
itu. Atapnya hancur oleh ledakan, dan
kepingan-kepingan seng mental ke seluruh ruangan
sehingga membuat banyak anak yatim piatu
terluka.
Ada seorang gadis kecil yang terluka di bagian
kaki oleh kepingan seng tersebut, dan kakinya
hampir putus. Ia
terbaring di atas puing-puing ketika ditemukan,
P3K segera dilakukan dan seseorang dikirim
dengan
segera ke rumah sakit terdekat untuk meminta
pertolongan.

Ketika para dokter dan perawat tiba, mereka mulai
memeriksa anak-anak yang terluka. Ketika dokter
melihat gadis kecil itu, ia menyadari bahwa
pertolongan yang paling dibutuhkan oleh gadis itu
secepatnya adalah darah.
Ia segera melihat arsip yatim piatu untuk
mengetahui apakah ada orang yang memiliki
golongan
darah yang sama. Perawat yang bisa berbicara
bahasa Korea
mulai memanggil nama-nama anak yang memiliki
golongan darah yang sama dengan gadis kecil itu.
Kemudian beberapa menit kemudian, setelah
terkumpul anak-anak yang memiliki golongan darah
yang sama, dokter berbicara kepada grup itu dan
perawat menerjemahkan, "Apakah ada di antara
kalian yang
bersedia memberikan darahnya utk gadis kecil ini?"
Anak-anak tersebut tampak ketakutan, tetapi tidak
ada yang berbicara. Sekali lagi dokter itu
memohon, "Tolong, apakah ada di antara kalian
yang
bersedia memberikan
darahnya untuk teman kalian, karena jika tidak, ia
akan meninggal!"
Akhirnya,
ada seorang bocah laki-laki di belakang
mengangkat
tangannya dan perawat membaringkannya di
ranjang
untuk mempersiapkan proses transfusi darah.
Ketika perawat mengangkat lengan bocah untuk
membersihkannya, bocah itu mulai
gelisah. "Tenang
saja," kata perawat itu, "Tidak akan sakit kok."
Lalu
dokter mulai memasukan jarum, ia mulai
menangis.
"Apakah sakit?" tanya dokter itu. Tetapi bocah itu
malah menangis lebih kencang. "Aku telah
menyakiti
bocah ini!" kata dokter itu dalam hati dan mencoba
untuk
meringankan sakit bocah itu dengan
menenangkannya,
tetapi tidak ada gunanya.
Setelah beberapa lama, proses transfusi telah
selesai dan dokter itu minta perawat untuk
bertanya kepada bocah itu. "Apakah sakit?" Bocah
itu menjawab, "Tidak, tidak sakit."
"Lalu kenapa kamu menangis?", tanya dokter itu.
"Karena aku sangat takut untuk meninggal" jawab
bocah itu. Dokter itu tercengang!
"Kenapa kamu berpikir bahwa kamu akan
meninggal?"
Dengan air mata di pipinya, bocah itu menjawab,
"Karena aku kira untuk menyelamatkan gadis itu
aku
harus menyerahkan seluruh darahku!"
Dokter itu tidak bisa berkata apa-apa, kemudian ia
bertanya, "Tetapi jika kamu berpikir bahwa kamu
akan meninggal,kenapa kamu bersedia untuk
memberikan darahmu?"
Sambil menangis ia berkata, "Karena ia adalah
temanku, dan akumengasihinya!"



C.    Kesediaan

Kesediaan adalah sikap terbuka untuk mengutamakan keinginan orang yang dilayani diatas jadwal dan prioritas pribadi; mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi; menyederhanakan kebutuhan sehari-hari sehingga kita siap dan mampu orang yang Allah bawa kepada kita; memberikan hati kita bukan bukan hanya tangan kita untuk sebuah tugas. Kesediaan dimulai dari keterbukaan hati untuk memimpin dan mendisiplinkan diri sendiri untuk memberi ruang dan perhatian kepada orang lain.

MATERI VI
TANGGUNG JAWAB
A.    Konsep Tanggungjawab
            Tanggungjawab adalah suatu keharusan untuk menanggung akibat yang ditimbulkan oleh perilaku seseorang dalam rangka menjawab suatu persoalan tertentu. Tanggungjawab selalu berhubungan dengan kesadaran, ssediaan, dan kemampuan untuk melakukan sesuatu.
            Orang yang bertanggungjawab adalah orang yang memahami dan melakukan apa yang sepatutnya dilakukan. Orang yang tanggungjawab sesalu berusaha untuk melaksanakan setiap tugas dan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Ia berusaha untuk tidak mengecewakan orang yang telah memberikan kepercayaan kepadanya. Dengan kata lain orang yang bertanggungjawab adalah orang yangdapat dipercaya.
Dalam kehidupan, kita selalu memikul tanggung jawab. Sedari kecil, remaja, dewasa, hingga tua, kita akan terus menerus melakukan aktivitas-aktivitas kecil maupun besar sebagai bentuk kewajiban yang kita emban. Dan, jika kita mengabaikannya, dampak negatif akan kita rasakan.Karena itu, hanya dengan selalu melakukan kebiasaan positif, dengan kesadaran penuh dan dilakukan secara terus menerus, maka sikap tanggung jawab akan menjadi ciri khas kita yang dapat membawa diri pada kehidupan yang lebih baik dan lebih bermutu.
            Tanggungjawab lahir karena manusia diberi kebebasan untuk memilih dan diberikan fasilitas dan potensi untuk mengembangkan tugasnya. Manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang mengembangkan seluruh potensi yang ia miliki.
            Untuk menjadi orang yang memiliki karakter tanggungjawab harus dimulai dari kebiasaan. Berusaha untuk selalu bertanggungjawab terhadap perkara-perkara kecil adalah proses awal bagi seseorang agar dapat memiliki karakter tanggungjawab.
B.    Menjadi Pribadi yang Bertanggungjawab
Tips Menjadi Pribadi yang bertanggungjawab:
ü  Menempati janji
ü  Tidak berdalih
ü  Melakukan pekerjaan sebaik mungkin
ü  Memperbaiki kesalahan sesegera mungkin dan belajar dari kesalahan yang telah dilakukan.
ü  Mengetahui tugasnya dan melakukannya dengan baik
ü  Memberi teladan yang baik bagi orang lain
ü  Tetap dalam pendirian dan teguh dalam prinsip
ü  Mengerjakan tugas dengan segenap hati dan tekun sampai selesai
ü  Tidak mencela atau menghina pekerjaan orang lain yang hasilnya tidak maksimal
ü  Menyelesaikan tugas tepat waktu
ü  Mempertanggungjawabkan setiap tugas pada mereka yang telah member tugas
ü  Mengembangkan setiap bakat yang diberikan oleh Tuhan dengan sebaik mungkin 
 
MATERI VII
DAPAT DIPERCARA
A.    Dapat Diandalkan
"Few things help an individual more than to place responsibility upon him and to let him know that you trust him."
Booker T. Washington
"Those who trust us, educate us."
George Eliot
Apakah Anda masih ingat pada sebuah iklan yang menggambarkan seorang bos berkumis tebal terpampang dibeberapa spot papan iklan beberapa watu lalu?. Pada gambar iklan tersebut dapat dilihat dengan jelas, seorang bos berumur setengah baya, berkumis tebal dan rambut yang sedikit botak, sedang memegang kayu wayang. Dan, wayang tersebut digambarkan seorang yang masih muda. Yang mengikuti gerakan arahan dari sang "dalang".
Ya, gambar iklan tersebut menceritakan seorang atasan yang sedang memainkan "wayang" goleknya yang masih muda, yaitu bawahannya sendiri. Yang muda yang paling tidak dipercaya, begitu bunyi tagline-nya.Begitu banyak cerita tentang generasi muda yang belum atau bahkan tidak mendapat kepercayaan dari para pimpinannya sama sekali. Dari 15 orang yang saya telah survey sebelumnya, 10 dari mereka mengeluhkan tidak pernah dipercaya untuk mengerjakan sebuah pekerjaan sendiri. Mengapa demikian?
Mungkin anggapan bahwa yang muda itu belum matang, atau, yang muda itu tidak pintar, belum dapat mengambil keputusan dengan benar, belum bijaksana dalam menangani suatu permasalahan apalagi menyelesaikannya. Tapi, apakah benar demikian? Bagaimana menurut Anda? Hal yang menyangkut masalah "ketidakpercayaan" ini tidak hanya terjadi dalam tangkup pemerintahan saja, namun, juga terjadi dalam dunia kerja. Ketidakpercayaan yang terangkum dalam rasa "ketakutan" dari para atasan di tempat kerja.
Ketakutan pekerjaan yang didelegasikan tidak dijalankan dengan baik, ketakutan bawahannya yang tidak cakap, ketakutan akan nama baik yang tercoreng akibat ketidakbecusan bawahan bekerja, dan masih banyak lagi.Lalu, bagaimana dengan ketakutan tersaingi bawahannya sendiri, terutama bila bawahannya masih berusia muda?
Sepupu saya, Rita, sering mendapat tekanan dari manajernya sendiri, karena di usianya yang masih muda, yakni 23 tahun, ia sudah berhasil bekerja dengan menunjukkan kemampuannya yang baik. Berhasil menyelesaikan setiap challenge (tantangan) yang diberikan direktur tempat ia bekerja. Tentu saja hal ini membuat manajernya kalang kabut, takut posisinya tergeser oleh Rita. Setiap informasi penting, yang berasal dari direktur, tidak pernah disampaikan ke Rita oleh manajernya itu.
"Jadi, manajerku itu sengaja lho mbak, mem-blok setiap informasi penting dari pak direktur," ujarnya suatu siang kepada saya.
"Lha, kenapa kok segitunya, sih?" pertanyaan heran saya kepadanya.
"Nah, itu dia yang saya juga bingung, padahal kan saya juga gak kepingin ngerebut kursi kepemimpinannya. Dan, pak direktur juga tahu kalau kapasitas kemampuan saya masih harus dikembangkan lagi," katanya menambahkan.Kendala macam ini, hebatnya tidak membuat Rita patah semangat dan minder.
Ia justru makin mengembangkan "skill" nya, dan selalu berusaha menghasilkan yang terbaik dari setiap pekerjaan yang dilakukannya. Ia terus berusaha menerima challenge dari direktur perusahannya. Inisiatif mencari dan menggali informasi sendiri, terutama bila manajernya berusaha menghalanginya.
Tetap tenang dan bersikap konsisten adalah kunci dalam menghadapi jegalan dari atasan ataupun rekan di tempat kerja. Kata siapa yang muda, yang paling tidak dipercaya? Tunjukkan kualitas dan sikap yang baik di tempat kerja, membuktikan bahwa orang muda bisa diandalkan dan dipercaya. Terutama untuk menjalankan pekerjaan yang membutuhkan problem solving tinggi. Karena, yang muda yang berilmu. Jadi, sudah siap menjadi orang muda yang dipercaya???

Tips menjadi "Yang Muda Yang Paling Dipercaya:
  1. Gali dan asah terus skill Anda.
    Jangan pernah malu untuk belajar, dari siapa saja, yang tua untuk belajar ilmu kebijaksanaanya dan dari yang muda untuk belajar semangat pantang menyerahnya.
  2. Jangan pernah puas akan hasil yang telah dicapai.
    Selalulah me review setiap pekerjaan yang telah Anda lakukan.
  3. Tunjukkan kualitas diri Anda melalui setiap result yang Anda hasilkan. Keluarkan ide-ide Anda dalam forum ramai. Jangan pernah malu.
  4. Jadilah manusia yang memiliki "inisiatif" tinggi. Jangan malas.
  5. Mintalah kritik membangun dari rekan yang Anda percayai, atau jika memungkinkan dari teman Anda yang telah menduduki posisi atasan.
  6. Curilah ilmu" sebanyak-banyaknya dari atasan Anda. Jangan buang kesempatan bila Anda memiliki atasan yang tidak "pelit" membagi ilmunya.
  7. Bersemangatlah!

Tentang Penulis: Afra Mayriani, saat ini bekerja disalah satu perusahaan televisi berlangganan di Jakarta. Ia kini tengah mempersiapkan buku pertamanya yang membahas tentang karir. Ia dapat dihubungi via email di aframayriani@yahoo.com atau melalui blog nya:www.aframayriani.wordpress.com

Manajemen Diri

Penulis : Toni Yoyo, STP, MM, MT
Senin, 17 September 2007, Dibaca : 37857 kali | Dicetak : 635 kali |
f0760
Manajemen diri (self management) merupakan istilah yang sangat populer saat ini. Banyak seminar, training, maupun tulisan yang mengupas subyek ini karena memang diperlukan bagi mereka yang berada di lingkungan profesional maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Pada dasarnya manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan benar.

Manajemen diri juga menuju pada konsistensi dan keselarasan pikiran, ucapan dan perbuatan sehingga apa yang dipikirkan sama dan sejalan dengan apa yang diucapkan dan diperbuat. Integritas seperti inilah yang diharapkan akan timbul dalam diri para praktisi manajemen diri.
Sebelum bisa memiliki pikiran-ucapan-perbuatan baik, terlebih dahulu seseorang harus memiliki pemahaman dan pengertian yang benar.

Jadi urutan yang benar adalah :

Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran benar ==> ucapan benar ==>perbuatan benar.

Akan tetapi walaupun punya pemahaman terhadap kebaikan dan ketidakbaikan, belum tentu pikiran seseorang mampu diarahkan terus-menerus terhadap kebaikan. Dan walaupun seandainya pikiran seseorang sudah didominasi oleh kebaikan, belum menjamin bahwa ucapannya selalu sejalan dengan pikiran baik ini. Demikian pula tidak ada garansi bahwa perbuatannya secara fisik merefleksikan sepenuhnya pikiran yang baik ini.

Sebagai contoh, apapun latar belakang, umur, jenis kelamin, pendidikan, suku dan lain sebagainya, umumnya kita setuju bahwa olah raga dengan frekuensi dan dosis yang tepat, dapat menjaga kebugaran, daya tahan dan kesehatan seseorang. Pemahaman ini menuntun pada pikiran yang baik bahwa olah raga penting bagi kesehatan.

Pemahaman dan pikiran tentang kebaikan olah raga ini lebih mudah sejalan dengan ucapan. Sewaktu menasihati orang lain, dengan mudah kita menjelaskan pentingnya berolah raga secara teratur. Akan tetapi sewaktu harus praktek langsung, banyak di antara kita akan memunculkan berbagai alasan untuk mendukung dan memberikan pembenaran mengapa diri kita sendiri jarang atau bahkan tidak sama sekali berolah raga. Mulai dari alasan sibuk bekerja, waktunya belum tepat, tidak ada sarana, dan lain-lain.
Ini menjelaskan mengapa banyak orang yang tidak atau belum sukses padahal begitu banyak kiat, taktik, strategi, dan metode sukses diajarkan melalui buku, kaset, seminar dan lain-lain. Banyak di antara kita hafal di 'luar kepala' dan mampu dengan cepat menyebutkan persyaratan untuk bisa sukses, mulai dari berdisiplin tinggi, tepat waktu, punya integritas, jujur, fokus pada apa yang sedang dikerjakan, kerja sama team, bertanggung jawab, bekerja keras, tidak mudah putus asa, dan lain sebagainya.
Begitulah, banyak dari kita hanya bermain pada tataran pemahaman dan pikiran, atau paling jauh sampai level ucapan saja. Begitu harus diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari secara disiplin, kita memberikan banyak maaf kepada diri sendiri untuk menunda atau tidak melakukan berbagai kiat, taktik, strategi dan metode sukses tersebut.
Akhirnya sukses terlihat hanya menjadi hak orang lain dan bukan hak kita. Padahal kita sendirilah yang menentukan sukses tidaknya diri kita masing-masing karena setiap orang punya hak untuk sukses, seperti yang dikatakan oleh Bapak Andrie Wongso bahwa " Success is My Right " (sukses adalah hak saya).
Sebenarnya tanpa perlu menjalankan semua persyaratan sukses, masih terbuka lebar kesempatan meraih berbagai keberhasilan dalam hidup kita. Seringkali cukup dengan menjalankan secara disiplin dan konsisten beberapa poin saja di antaranya, maka kita akan menjadi insan-insan yang berbeda dan lebih baik dari mereka-mereka yang hanya berwacana di tataran pikiran dan ucapannya saja (OmDo = Omong Doang, NATO = No Action Talk Only, "Tong Kosong Nyaring Bunyinya").

Dari contoh-contoh di atas dapat diringkas sebagai berikut :
Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran benar ==> ucapan benar ==> perbuatan salah.

Kondisi yang lebih memprihatinkan adalah :
Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran benar ==> ucapan salah  ==> perbuatan salah.

Tidak tertutup kemungkinan juga :
Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran salah  ==> ucapan salah  ==> perbuatan salah.
Dan yang pasti terjadi jika pemahaman/pengertian seseorang tidak benar adalah :
Pemahaman/pengertian salah ==> pikiran salah ==> ucapan salah ==> perbuatan salah.

John C. Maxwell mengatakan bahwa pikiran berlanjut ke ucapan terus ke perbuatan. Jika rangkaian ini terus dilakukan dapat membentuk kebiasaan yang menghasilkan karakter seseorang dan akhirnya menentukan destiny (= nasib)-nya.

Marilah kita mulai menyelaraskan antara pikiran benar, ucapan benar dan perbuatan benar untuk membentuk kebiasaan benar dalam membangun karakter yang benar pula sehingga pada akhirnya kita bisa menuai 'hasil' yang baik dan benar pula dalam semua aspek kehidupan kita.
Penulis : Toni Yoyo (
toni_yoyo@yahoo.com)

C.     Kejujuran

Biasakan Berbuat Jujur

Penulis : Tim AndrieWongso
Senin, 10 Oktober 2011, Dibaca : 7214 kali | Dicetak : 85 kali | printiconCetak artikel ini
1f195
Satu dari tiga pemenang hadiah Nobel Perdamaian 2011 adalah wanita dari Yaman bernama Tawakkul Karman. Di usianya yang baru 32 tahun ia menjadi salah satu peraih Nobel termuda sepanjang sejarah. Aktivis yang juga wartawati ini menjadi perhatian dunia atas perlawanannya pada rezim Presiden Ali Abdullah Saleh.
Tawakkul dikenal juga sebagai "Wanita Besi" atau "Ibu Revolusi" karena kegigihannya menegakkan demokrasi di negaranya. Sebagai wartawati, ia memperjuangkan kebebasan pers yang jujur tidak dikekang oleh penguasa. Sebagai perempuan, ia mendorong agar kaum perempuan lebih berperan dalam kegiatan pembangunan sehingga sejajar dengan kaum laki-laki.
Ia tak takut dengan ancaman penjara dan kematian atas gerakan yang ia gagas. Karena itu, keberanian, kejujuran, dan gerakan perdamaian yang ia jalankan telah menarik para juri Nobel untuk menempatkannya menjadi salah satu dari tiga pemenang Nobel Perdamaian 2011 bersama Presiden Liberia Ellen Johnson-Sirleaf dan aktivis Liberia Leymah Gbowee.
Tekanan berat sering kali membuat kita tak berani berbuat jujur. Tekanan berat itu bisa apa saja. Bisa berupa ancaman dari penguasa, penjahat, keadaan, atau hal lain, bisa juga datang dari ambisi yang membabi buta. Karena ingin cepat kaya dan untung besar, misalnya, ada pihak-pihak yang mengelabui konsumen dengan menyebutkan hal yang tidak sebenarnya mengenai produk atau layanannya. Karena ingin cepat kaya, ada pula orang yang berusaha mengelabui pemerintah, masyarakat, dan melakukan korupsi. Intinya, ketidakjujuran sudah menjadi masalah sehari-hari. Kita akan dengan mudah menemukan praktik-praktiknya di lingkungan kita.
Sahabat yang Luar Biasa!
Senin pagi ini saya membawakan tema "Kejujuran" dalam talkshow rutin saya di jaringan Radio Sonora. Seberapa kuat kita terdorong untuk selalu berbuat jujur? Sambutannya luar biasa. Ratusan SMS dan telepon masuk untuk sekadar sharing masalah yang dihadapi maupun meminta mendiskusikannya. Ada yang kasus besar, ada juga yang begitu lumrah.
Namun seberapa kecil pun suatu ketidakjujuran, tetap saja ketidakjujuran. Sebaliknya dengan kejujuran. Ada kata-kata bijak yang menyebutkan bahwa kejujuran adalah "mata uang" yang berlaku di mana-mana. Dengan kejujuran, hidup kita akan terbebas dari perasaan waswas, takut, dan cemas. Dengan kejujuran, kita akan menikmati kehidupan dengan tentram, damai, dan bahagia. Oleh sebab itu, mari biasakan berbuat jujur dalam keseharian kita.

Salam sukses, Luar Biasa!

Kejujuran Membawa Berkah

Penulis : Tim AndrieWongso.com
Jumat, 04 Juni 2010, Dibaca : 13927 kali | Dicetak : 219 kali |
2cfad
"Bila kamu bekerja dengan jujur dan dapat dipercaya, mungkin sesuatu yang baik akan menghampiri."
Pernyataan itu sangat bijak, inspiratif, dan filosofis.Terbayang orang yang mengungkapkannya adalah seseorang yang sederhana, orang yang bekerja tanpa pamrih, tekun, dan tak banyak menuntut. Dan itulah gambaran Indra Tamang, si pengungkap pernyataan itu. Ia seorang lelaki kelahiran Nepal 58 tahun lalu, yang kisahnya telah menjadi berita besar di Amerika Serikat.Melihat apa yang dialami Indra sekarang, pernyataan tadi menjadi makin berharga karena imbalan kejujuran dan ketulusan menjadi sesuatu yang tak berbatas. Bahkan melebihi yang dibayangkan seseorang!
indra tamang
 - Indra Tamang -
Pada akhir tahun 1960-an, Indra masih bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran di Kathmandu, Nepal. Ia amat cekatan. Dan kepandaiannya memasak, menata meja, dan melayani tamu restoran membuat Charles Henri Ford, seorang penulis & fotografer, terkesan. Pertemuan Ford dan Indra tak hanya sekali. Apalagi Ford kemudian membeli rumah di Kathmandu sehingga mereka bisa sering bertemu.
Ford akhirnya mengangkat Indra menjadi pembantunya. Pertama-tama Indra dimintanya membeli barang-barang kebutuhan pokok dan mengantar surat menggunakan sepeda. Lama-lama Indra juga diajak belajar fotografi. Bahkan Indra kemudian ikut serta dalam petualangan Ford bersama rekan-rekannya menjelajahi Kathmandu-Iran-Afganistan, Pakistan, dan India.
Pada tahun 1973 Ford memutuskan kembali ke AS dan mengajak Indra Tamang ikut. Indra tak menyia-nyiakan kesempatan itu dan kemudian menjadi pelayan Ford di Negeri Paman Sam. Ford sendiri bukanlah tokoh sembarangan. Dengan profesinya itu, Ford merupakan tokoh terpandang yang tinggal di kompleks elit Dacota, New York.
Sahabat
Bagi Indra, Charles Ford tak sekadar tuannya. Ia juga sahabat. Ini diakui Indra kemudian. "Antara saya, Ford dan Ruth (adik Charles Ford), terikat pertemanan yang mendalam," ujarnya. Indra meski tetap sederhana sering diminta Charles Ford untuk memotret acara-acara resminya bersama Ruth. Bahkan hasil karya Indra ikut juga dibukukan Ford. Kedekatan Ford dengan Indra dibuktikan juga ketika Ford mengikuti agama Indra, untuk memeluk Buddha.
Indra memang pelayan yang setia dan jujur. Itulah kenapa Ford mempertahankannya hingga akhir hayatnya. Charles Ford meninggal pada tahun 2002 dalam usia 89 tahun.Berati Indra melayaninya sekitar 38 tahun.
ruth ford
Ruth Ford, di New York
Sepeninggal Charles Ford, Indra beralih melayani sang adik, Ruth Ford, yang merupakan mantan artis dan model Hollywood. Kebetulan antara apartemen Charles Ford dan Ruth tak berjauhan. Sebenarnya Indra sudah melayani Ruth sejak wanita ini sakit-sakitan ketika kakaknya (Charles Ford) masih hidup.
Indra sendiri, di Negeri Paman Sam, menikah dengan seorang wanita Nepal pilihannya. Ia hidup sederhana di distrik Queens, New York. Meski tak tinggal di apartemen Ruth, Indra bisa mengurus Ruth dengan telaten. Padahal Ruth sendiri punya pembantu di apartemennya. Setiap kali Ruth meminta bantuan, ia akan datang memberi pertolongan. Bahkan Indra bisa mengorbankan hari-harinya bersama keluarga untuk melayani Ruth.
Mungkin itulah yang membuat Ruth terkesan dan percaya.Ketika Ruth meninggal Agustus tahun lalu dalam usia 98 tahun, kekayaan peninggalannya bukannya diwariskan ke putrinya. Ruth malah mewariskan dua apartemen dan isinya pada Indra. Total harta yang diwariskan ke Indra itu mencapai 5,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 50 miliar. Kontan saja Indra jadi orang kaya baru di Dacota, New York.
0-indra
Sebuah sudut dari apartemen Ruth di daerah elit New York, yang diwariskan untuk Indra
"Terima kasih, ayah dan ibuku telah melahirkan saya, dan terima kasih Mississippi (kota kelahiran Charles Ford) telah membawa Charles ke saya. Dan terima kasih padanya (Charles) dan Ruth yang membuat saya jadi seorang New Yorker sekarang," ujarnya.
Cerita Indra Tamang ini baru terungkap belakangan setelah wartawan Associated Press menelusuri kisah Indra yang berubah dari orang dusun di Nepal menjadi seorang kaya di New York. Dan yang mengubah semua itu adalah kejujuran dan kepercayaan.
 

Kisah Dompet yang Hilang, Nilai Sebuah Kejujuran

Penulis : Andrie Wongso
Jumat, 29 Mei 2009, Dibaca : 40346 kali | Dicetak : 414 kali | printiconCetak artikel ini
4167d
Sebuah pengalaman yang menyentuh saya alami sendiri dua hari yang lalu. Kejujuran, yang merupakan "barang" langka di zaman sekarang, masih saya jumpai di dalam sosok seorang supir taksi sederhana.
Cerita berawal dari jadwal saya untuk berseminar dalam rangka undangan dari BCA Kanwil XI di Balikpapan, pada hari Rabu, 27 Mei 2009. Seminar dijadwalkan berlangsung pukul 14.00 siang itu. Saya sudah tiba di sana dua jam sebelumnya. Saya berkesempatan bertemu dan meluangkan waktu bersama seorang teman, Bapak Boge. Beliau mengajak saya untuk makan siang di restoran miliknya, sebuah restoran ayam goreng terkenal, Boyolali. Saya langsung menyetujuinya.
Karena supir Pak Boge hanya mengantar beliau ke hotel tempat saya menginap, Hotel Menara Bahtera, dan langsung pergi mengurus kepentingan yang lain, kami pun pergi ke restoran dengan naik taksi. Jadwal seminar yang akan berlangsung tidak lama lagi, membuat saya harus langsung kembali ke hotel setelah makan siang, dan bersiap-siap.
Namun, saat hendak memulai seminar, saya baru menyadari, dompet saya hilang! Kepanikan melanda saya. Maklum, kartu identitas dan beberapa kartu kredit ada di dalamnya, dan tidak sedikit uang yang tersimpan di dalamnya. Staf keamanan hotel ikut membantu mencari, dan mencoba menghubungi supir taksi yang tadi mengantar saya ke restoran. Karena, siapa tahu dompet saya terjatuh di dalam taksi. Bahkan Pak Boge juga ikut membantu. Tak terkecuali Bapak Harijanto, Kakanwil BCA wilayah XI, langsung membantu memblokir kartu kredit BCA saya, untuk mejaga agar kartu kredit saya tidak disalahgunakan.
Dengan konsentrasi penuh pada topik yang saya bawakan, seminar pun berlangsung dengan seharusnya, lancar dan penuh semangat. Saat jeda istirahat, di dalam lubuk hati yang terdalam, tiba-tiba muncul perasaan yang mengatakan bahwa dompet saya akan kembali dalam keadaan utuh. Perasaan itu timbul begitu saja, yang sempat saya utarakan kepada asisten saya yang mendampingi waktu itu, David. Dan, memang benar itu terjadi!
Telah berulang kali saya buktikan, dengan keyakinan yang teguh, apa pun yang Anda harapkan, bisa terwujud! Supir taksi yang tadi mengantar saya dan Pak Boge ke restoran, sudah menunggu saya saat seminar selesai. Ia pun menyerahkan dompet saya, masih dalam keadaan utuh, tidak ada kekurangan apa pun.
Mengalirlah sebuah cerita yang menyentuh dari mulutnya. Katanya, seorang penumpang setelah saya, menemukan dompet itu dan langsung menyerahkan kepadanya. Si supir pun tanpa pikir panjang, datang ke tempat saya untuk mengembalikan dompet itu. Saya benar-benar merasa takjub dengan kejujuran yang dimiliki supir taksi, juga penumpang yang menemukan dompet tersebut.
Sebagai tanda terima kasih dan penghargaan atas sebuah kejujuran dan kebaikan yang telah dilakukannya, saya pun memberikan supir taksi itu sejumlah uang, juga kepada para staf kemanan yang telah membantu. Dengan harapan, semoga ke depannya, perbuatan baik akan selalu dilakukan.
Dari sini kita tahu, semua hal yang terjadi dalam kehidupan ini tersambung dalam sebuah mata rantai. Apa yang selama ini selalu saya utarakan dalam seminar-seminar, bahwa sudah sepatutnya kita selalu berbuat baik, telah saya temukan contoh nyatanya. Saya telah mendapatkan pertolongan dari seorang supir taksi yang baik hati. Karena saya sadar, bisa saja dia mengaku tidak menemukan dompet saya, dan tidak mengembalikannya kepada saya. Atau, mungkinkah juga keyakinan saya yang begitu kuat, mendorong hal itu terjadi.
Apa pun teori di balik peristiwa ini, pastilah ada pembelajaran yang bisa kita ambil. Di mana, butuh kehati-hatian dalam menyimpan barang milik kita sendiri, menjaganya agar tidak hilang. Di mana sebuah kejujuran sangatlah indah untuk dilakukan dan patut dihargai. Dan, di mana kekuatan pikiran benar-benar bekerja saat Anda meyakini sesuatu hal dengan sungguh-sungguh. Dan ingatlah selalu, dengan senantiasa melakukan perbuatan baik dan membantu siapa pun yang membutuhkan bantuan, Tuhan juga akan membantu kita dengan caraNya.
Salam sukses luar biasa,
Andrie Wongso





                                                                                                                            





DAFTAR PUSTAKA

Wongso Andri. 2009. Kisah Dompet yang Hilang, Nilai Sebuah Kejujuran. www.andriwongso.com

Ainuamri.10-cara-: meningkatkan-kepercayaan-diri-remaja.www.wordpess.com.
Grinder, A. 1978 Psikologi Remaja,  Yogyakarta : Gramedia
Koenjtoro. 1989. Konsep Pengenalan Diri, Yogyakata : Insist
Tamang Indra. 2010 Kejujuran membawa berkah. www.andriwongso.com

Wongso Andri. 2011. Bisakah berbuat jujur. www.andriwongso.com

Yoyo Toni. 2007. Manajemen diri. www.andriwongso.com
Yusuf. 2011.kisah-pengorbanan-seorang-sahabat-sejati.www.jalanhidup.com
id.wikipedia.org/wiki/ 2012. Persahabatan
Kundiyarto Prodjotaruno. 2008. Banyak Mendengar dan Rendah Hati. www.andriwongso.com
Teguh Mario.2012.anekaremaja.com
yanuardiandi_blogspot.com: 2012
belajarpsikologi.com
Just another WordPress.com weblog