MATERI 1
PENGENALAN DIRI
A.
Pentingnya
Pengenalan Diri
Siapakah diri
kita sebenarnya? ini mungkin hanya dipahami sebagian orang saja padahal
mengenal siapa diri kita sebenarnya sangat penting karena akan sangat
mempengaruhi siapa kita dan bagaimana perilaku kita. Pemahaman yang mendalam
terhadap diri sendiri akan sangat membantu kita karena dengan memahami diri
bisa menggunakan potensi secara maksimal untuk mencapai tujuan hidup yang kita
cita-citakan. Selain itu dengan mengenal diri kita bisa memiliki keyakinan diri
dan berpikir positif sehingga kita akan terus termotivasi untuk menghasilkan sebuah
karya besar.
Keyakinan
akan berhasil merupakan kekuatan yang besar dan merupakan bumbu dasar yang
mutlak penting bagi orang-orang yang ingin sukses. Segalanya bermula dari
pikiran dan keyakinan diri karena jika kita yakin akan sukses maka seluruh energi
akan kita kerahkan untuk mencapai apa yang kita cira-citakan. Namun terkadang
diantara kita masih ada yang tidak yakin akan potensi yang dimiliki sehingga
kita terlalu menganggap rendah kemampuan diri sendiri. Hal tersebut yang bisa
menghambat kesuksesan kita.
Coba sekarang
siapa yang tidak mengenal Tukul Arwana. Seorang entertrainer yang mampu melihat
potensi dalam dirinya lebih daripada penampilan fisiknya bahkan penampilan
fisiknya sekarang justru menjadi ikon dirinya. Sekarang wajah Ndeso
justru menjadi kekuatan dan hal yang menjual. Bisa dibayangkan jika dulu Tukul
hanya melihat kekurangan dalam dirinya bukan pada potensinya yaitu kemampuan
menghibur, tentunya dia tidak akan menjadi seorang yang berpenghasilan 30 Juta
dalam sekali penayangan acaranya di televisi. Tukul adalah contoh orang sukses
karena keyakinan yang besar pada potensi yang dimiliki.
Kekuatan
sugesti sungguh maha dasyat. Bila ditempatkan secara positif sugesti mampu
mengungkapkan kekuatan-kekuatan yang menakjubkan dari dalam diri seseorang.
Sugesti hampir sama dengan menghipnotis diri dan memunculkan rasa percaya diri
pada seseorang. Ketika Kita mensugesti sugesti diri bahwa diri Kita mampu
berprestasi, maka Kita pasti bisa melakukannya, tetapi bila Kita mensugesti
bahwa diri Kita negatif, bersiap-siaplah menuju kemuraman hidup.
B.
Pengertian
Pengenalan Diri
Pengenalan
diri merupakan kemampuan seseorang untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang
ada pada dirinya, sehingga dapat melihat respon yang tepat terhadap tuntutan
yang muncul baik dari dalam maupun dari luar. Pengenalan diri ini dikatakan
Noesjirwan ( lihat Koenjono, 1989) merupakan langkah yang diperlukan orang
untuk menjalankan kehidupan ini secara efektif. Kekuatan-kekuatan pada diri
sendiri merupakan asset dalam kehidupan sehari-hari, namun demikian apabila
kekuatan ini tidak disadari maka kesempatan untuk mengaktualisasikan diri akan
hilang. Demikian halnya dengan kelemahan-kelemahan yang ada pada seseorang,
kelemahan yang tidak disadari bukan hanya akan merugikan diri sendiri tetapi
juga orang lain.
Pengenalan
diri adalah suatu cara untuk membentuk konsep diri. Konsep diri merupakan
persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri baik secara fisik, psikis, moral
maupun social (Grinder 1978). Persepsi tersebut merupakan sesuatu yang dicitacitakan
maupun keadaan yang sesunggunya. Aspek fisik tersebut meliputi penilaian tubuh,
pakaian, benda miliknya dan lain sebagainya. Aspek sosial meliputi bagaimana
peranan sosial dalam masyarakat. Sementara aspek moral meliputi nilai dan
prinsip yang meliputi arti dan arah dalam kehidupan sosial.
Untuk
mencapai suatu tahap kesadaran diri, orang membutuhkan pengalaman, dan
interaksi sosial. Orang dapat mengemukakan pikiran, perasaan, ide, atau
kekesalan pada orang lain dengan harapan orang lain akan memberikan perhatian
atau umpan balik pada dirinya.
C.
Cara
Mengenal Diri
Mengenali
diri sendiri merupakan proses seumur hidup. Seseorang tidak akan pernah selesai
menggali seluruh potensi yang ada dalam dirinya. Setiap saat seseorang akan
berkembang dan mungkin akan mendapatkan sesuatu yang baru yang dapat merubah
perilaku dan sikapnya. Dari sebab itu dibutuhkan kontinyuitas untuk terus
berusaha merefleksikan diri dan berusaha untuk mengenal diri kita sendiri.
Ada dua cara
yang sederhana utuk dapat semakin mengenal dan memahami diri kita yaitu:
1.
Refleksi diri atau mendengarkan diri sendiri:
Dalam hal
ini kita berusaha untuk mengenali bagaimana reasksi dan perasaan kita, serta apa
yang menyebabkan perasaan dan reaksi kita tersebut. Dengan mencoba mengenali,
menuliskan atau mengungkapakannya kepada orang lain, kita akan semakin
mempertajam pengenalan kita terhadap diri kita sendiri.
2.
Mendengarkan orang lain
Kita bisa
meminta umpan balik dari ornang lain tentang pandangan mereka terhap diri kita
dan bagaimana reaksi mereka terhadap perilaku kita. Dengan menerima umpan balik
atau masukan dari orang lain kita akan semakin mengenal diri kita sendiri.
D.
Kegiatan:
1. Permaianan
Nilailah Aku:
Langkah-langkah
permaiana:
a. Peserta
diminta menyediakan satu lembar kertas.
b. Peserta
diminta untuk memberi nama pada kertas tersebut di pojok kiri atas kertas
kemudian memberi nomor 1- sejumlah peserta (Nomor diurutkan dari atas kebawah)
c. Peserta
diminta untuk duduk melingkar
d. Kemudian
seluruh peserta diminta memberikan kertas yang ia punya kepada teman disebelah
kanannya, jadi setiap peserta memegang kertas teman disebelah kirinya kemudian
menuliskan komentar atau peneilaianya terhadap teman disebelah kirinya tersebut,
setelah selesai kertas tersebut diberikan kepada teman disebelah kananya dan
begitu seterusnya. Pada akhir permainan setiap peserta menerima komentar atau
penilaian dari teman-teman seluruh peserta lain. Hasil ini dapat dijadikan
gambaran untuk semakin mengenali diri sendiri. Namun harus diperhatikan bahwa
penilain seseorang terhadap diri kita sendiri tidak mutlak benar, ini hanya
sebagai gambaran untuk memudahkan kita mengenal diri kita sendiri.
2. Refleksi
Pribadi:
Peserta
diminta untuk menuliskan hal-hal positif maupun negatif yang menurutmu ada
dalam dirinya.
Hal-hal Positif
|
Hal-hal negative
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
BERSIKAP OPTIMIS DALAM HIDUP
A.
Optimisme
Dalam kamus
bersar bahasa Indonsesia optimis berarti selalu berpengharapan (berpandakan)
baik dalam menghadapi segala hal. Sedangkan inggris Oxford Dictionary
mendefinisikan optimisme sebagai memiliki "harapan dan keyakinan tentang
masa depan atau hasil yang sukses dari sesuatu;. Kecenderungan untuk mengambil
pandangan positif atau penuh harapan" Kata ini awalnya berasal dari
optimal Latin, yang berarti "terbaik." Menjadi optimis, dalam arti
khas kata, pada akhirnya berarti satu mengharapkan hasil terbaik dari situasi
tertentu. Hal ini biasanya disebut dalam psikologi sebagai optimisme
disposisional.
Dari dua hal
tersebut diatas dapat diartikan bahwa optimisme bukan sekedar berpikir positif.
Optimisme adalah kebiasaan berpikir positif atau kecenderungan untuk memandang segala
sesuatu dari sisi dan kondisi baiknya dan mengharapkan hasil yang memuaskan.
Orang yang optimis adalah orang yang memiliki harapan kuat bahwa secara umum,
segala sesuatu dalam kehidupan akan beres, kendati ditimpa kemuduran dan
frustasi. Ia bisa melihat secercah cahaya ditengah kegelapan.
B.
Cara Mengembangkan
Optimisme:
“SUDAHLAH!
Jangan ngoyo, kita nggak akan berhasil!” Kata-kata seperti ini mungkin pernah
kita dengar pada saat orang atau kelompok orang menyusun rencana dan target
kerja.
Ada dua
kemungkinan mengapa kata-kata ini keluar dari mulut seseorang. Pertama, rencana
yang dibuat memang tak realistis. Kedua, ada orang yang selalu memandang berat
setiap masalah. Alasan kedua inilah yang biasa disebut sebagai sikap pesimis.
Sikap pesimis
merupakan halangan utama bagi seseorang untuk menerima tantangan. Orang yang
telah terjangkiti virus pesimis selalu merasa hidupnya penuh dengan kesulitan.
Ia selalu berada dalam ketidakberdayaan menghadapi masa depan.
Penyakit
pesimis dapat terbangun akibat proses pendidikan yang kurang baik: bisa dari
masa kecil atau akibat peristiwa sesaat yang sangat menyakitkan. Penyebab
pertama, biasanya akan lebih sulit diperbaiki, karena pesimisme telah menyatu
dalam kepribadian orang tersebut. Mereka memiliki konsep diri yang kurang baik
dan memiliki pandangan yang buram terhadap kehidupan dan masa depan nya. Sedang
pesimisme yang terjangkit akibat pengalaman pahit, lebih mudah diatasi sejauh
orang tersebut dapat menata kembali target dan langkah-langkahnya dalam
mencapai target tersebut.
Berikut
beberapa-hal yang dapat menumbuhkan perasaan pesimistis dalam diri seseorang
menurut (Joko susilo dalam blognya: Just another WordPress.com weblog) :
1. Terlalu sering dibantu. Anak
yang tumbuh dalam suasana sering dibantu seringkali tak dapat mengenali
kemampuannya. Ia akan sering mengatakan, “Saya tak bisa.” Ini terjadi karena
anak tak dibiarkan menghadapi kesulitan sedikitpun. Ketika si anak mengeluh
tentang sulitnya ‘PR’ dari sekolah, orang tua lantas mengambil alih PR
tersebut. Ketika anak menghadapi masalah dengan mainannya, orang tua segera
mengatasi masalah tersebut. Dalam jangka panjang, anak ini akan tumbuh sebagai
orang yang merasa tak mampu menghadapi kesulitan. Ia akan selalu mengharapkan
bantuan orang lain dalam mengatasi masalah-masalahnya. Manakala bantuan itu tak
ia peroleh, ia pun merasa tak dapat berbuat apa apa.
2. Terlalu sering
dilecehkan. Orang yang dalam masa pertumbuhannya seringkali dilecehkan akan
menganggap dirinya menjadi orang terbodoh se-dunia. Keadaan ini tentu
membuatnya memandang buram potret diri dan masa depannya. Ia juga akan merasa
tak mampu mengatasi persoalannya sendiri.
3. Sikap negatif
terhadap kegagalan. Kalau kita lihat dalam keseharian, ada orang yang merasa
selalu ditimpa kegagalan. Pada kenyataanya, tak ada seorang pun di dunia ini yang
selalu gagal dan tak pernah berhasil. Masalahnya adalah bagaimana ia menyikapi
kegagalan. Ada orang yang merasa begitu hancur ketika ditimpa kegagalan.
Kegagalan menjadi peristiwa yang amat besar dalam hidupnya, sebab keberhasilan
tak pernah ia syukuri sedikitpun. Akibatnya, ia merasa sebagai pecundang, bodoh
dan tak punya masa depan.
4. Dampak optimisme
berlebihan. Optimisme berlebihan seringkali menyisakan pengalaman pahit dalam
diri seseorang. Pengalaman ini membuat orang tak lagi bergairah membicarakan
target-target yang telah gagal itu. Orang seperti ini menghadapi trauma untuk
membicarakan hal tersebut. Keadaan seperti ini tentu akan menyulitkan bagi
orang tersebut untuk bangkit dari kegagalan. Ia akan lebih tertarik untuk
membicarakan dan memulai hal-hal baru daripada mengulang kembali pengalaman
pahit tersebut.
Pesimisme,
baik yang dialami oleh individu maupun kelompok, memang harus diatasi. Namun,
dibutuhkan keteguhan dalam membatasi masalah kejiwaan yang satu ini, karena
pesimisme terbangun dari pengalaman dan kita tak bisa mengubah hal-hal yang
telah terjadi. menurut (Joko susilo
dalam blognya: Just another WordPress.com weblog) Ada bebarapa hal yang mungkin
dilakukan untuk membangun kembali optimisme kita:
1. Temukan hal-hal
positif dari pengalaman masa lalu, sepahit apapun pengalaman itu. Dalam
kegagalan, sekalipun masih ada keberhasilan-keberhasilan kecil yang terselip,
cobalah temukan keberhasilan itu dan syukuri keberadaannya. Upaya ini paling
tidak akan mengobati sebagian dari perasaan hancur yang kita derita. “Tapi
bagaimanapun saya telah gagal” Buang jauh-jauh pikiran tersebut, karena pikiran
tersebut tak akan membantu kita dalam meraih nikmat Allah berikutnya. Allah
hanya akan menambahkan nikmatNya pada orang yang mau mensyukuri pemberianNya
meskipun nikmat itu sedikit.
2. Tata kembali
target yang ingin kita capai. Jangan terbiasa membuat target yang berlebihan.
Kita memang harus optimis, tapi kita perlu juga mengukur kemampuan diri
sendiri. Kita juga perlu menelaah lebih jeli cara apa yang mungkin kita lakukan
untuk mencapai target tertentu. Cara Irak menghadapi agresor/penjajah AS
mungkin dapat dijadikan contoh. Dari awal Irak tak mengatakan akan menang dalam
pertempuran. Tapi mereka hanya mengatakan “AS akan menghadapi kesulitan jika
berhadapan dengan tentara dan perlawanan rakyat Irak.” Irak pun
menghitung-hitung dalam medan mana ia dapat memberikan perlawanan yang sengit
terhadap para agresor/penjajah tersebut. Mungkin Irak berusaha memenangkan
pertempuran di medan opini dunia dan jalur diplomatik. Ini adalah satu contoh
bagaimana sebaiknya menetapkan target dengan melihat kemampuan dan keterbatasan
yang dimiliki.
3. Pecah target besar
menjadi target-target kecil yang dapat segera dilihat keberhasilannya.
Seringkali ada manfaatnya untuk melihat keberhasilan-keberhasilan jangka pendek
dari sebuah target jangka panjang. Hal ini akan semakin menumbuhkan semangat
dan optimisme dalam diri kita. Tentu kita harus terus mensyukuri apa yang kita
peroleh dari capaian target-target kecil tersebut. Jangan pernah terbetik dalam
hati, “Ah baru segini, target kita masih jauh.” Sikap ini sama sekali tak
membangun rasa optimis.
4. Bertawakal kepada
Allah. Menyadari adanya satu kekuatan yang dapat menolong kita di saat kita
menghadapi rintangan merupakan modal dasar yang cukup ampuh dalam membangun
optimisme. Bertawakal tentu harus dilakukan bersamaan dengan upaya kita
memperbaiki target dan strategi pencapaiannya.
5. Langkah terakhir
kita perlu merubah pandangan kita terhadap diri sendiri dan kegagalan. Kita
perlu lebih sayang dan menghargai diri sendiri. Jangan kita terus menerus
mengejek diri sendiri. “Aku ini orang bodoh, tak bisa apa apa.” Ini bukanlah
sikap merendah, tapi merupakan sikap ingkar terhadap kelebihan yang telah Allah
karunikan kepada kita.
C.
Percaya Diri
Percaya diri
merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta
memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak
terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya. Menurut Thantaway dalam Kamus istilah
Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah
kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada
dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya
diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu
sering menutup diri.
Jika melihat
ke literatur lainnya, ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan
percaya diri yaitu ada empat macam, antara lain:
- Self-concept : bagaiman Anda menyimpulkan diri
anda secara keseluruhan, bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara
keseluruhan, bagaimana Anda mengkonsepsikan diri anda secara
keseluruhan.(belajarpsikologi.com)
- Self-esteem : sejauh mana Anda punya perasaan
positif terhadap diri Anda, sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda
rasakan bernilai atau berharga dari diri Anda, sejauh mana Anda meyakini
adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri
Anda. .(belajarpsikologi.com)
- Self efficacy : sejauh mana Anda punya
keyakinan atas kapasitas yang Anda miliki untuk bisa menjalankan tugas
atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang
disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauhmana Anda meyakini
kapasitas anda di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang
disebut dengan specific self-efficacy. .(belajarpsikologi.com)
- Self-confidence: sejauhmana Anda punya
keyakinan terhadap penilaian Anda atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda
bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence itu
adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy
.(belajarpsikologi.com)
Berdasarkan
paparan tentang percaya diri, kita
juga bisa membuat semacam kesimpulan bahwa percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang,
dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi
keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai
berbagai tujuan di dalam hidupnya.
D.
Cara
Mengembangkan Percaya Diri
Menurut Sutikno dalam blognya ada Ada
beberapa tips yang bisa dijalani untuk meningkatkan kepercayaan diri yaitu: (www.sutiknoblogspot.com)
1. Lakukan sesuatu
Belajarlah untuk melakukan sesuatu yang berguna buat hidup kamu. Berdiam diri dan tidak melakukan apa pun, hanya sebagai penonton saja membuat seseorang tidak akan berkembang. Melakukan sesuatu yang berguna bagi kehidupan kamu dan orang lain akan membuat kamu menjadi orang yang berharga dan dihargai. Dua hal yang bisa meningkatkan rasa percaya diri.
Belajarlah untuk melakukan sesuatu yang berguna buat hidup kamu. Berdiam diri dan tidak melakukan apa pun, hanya sebagai penonton saja membuat seseorang tidak akan berkembang. Melakukan sesuatu yang berguna bagi kehidupan kamu dan orang lain akan membuat kamu menjadi orang yang berharga dan dihargai. Dua hal yang bisa meningkatkan rasa percaya diri.
2. Belajar mengambil keputusan
Mengambil sebuah keputusan dalam hidup memerlukan sebuah kepercayaan diri. Belajar mengambil keputusan berarti belajar melatih kepercayaan diri. Orang-orang yang tidak memiliki rasa percaya diri, tidak akan berani mengambil sebuah keputusan dalam hidupnya. Dia selalu bertanya kepada orang lain dan meminta mereka menentukan apa yang harus dia lakukan, apa yang terbaik buat dirinya. Bertanya sebelum mengambil sebuah keputusan tentu dianjurkan. Tapi, pengambilan keputusan harus dilakukan oleh kamu sendiri tanpa adanya intervensi dari pihak lain.
Mengambil sebuah keputusan dalam hidup memerlukan sebuah kepercayaan diri. Belajar mengambil keputusan berarti belajar melatih kepercayaan diri. Orang-orang yang tidak memiliki rasa percaya diri, tidak akan berani mengambil sebuah keputusan dalam hidupnya. Dia selalu bertanya kepada orang lain dan meminta mereka menentukan apa yang harus dia lakukan, apa yang terbaik buat dirinya. Bertanya sebelum mengambil sebuah keputusan tentu dianjurkan. Tapi, pengambilan keputusan harus dilakukan oleh kamu sendiri tanpa adanya intervensi dari pihak lain.
3. Nikmati apa yang kamu kerjakan
Menikmati apa yang kita lakukan adalah sebuah indikasi bahwa kita telah melakukan sesuatu yang benar. Melakukan sesuatu yang baik dengan hasil yang memuaskan akan menambah kepercayaan diri.
Menikmati apa yang kita lakukan adalah sebuah indikasi bahwa kita telah melakukan sesuatu yang benar. Melakukan sesuatu yang baik dengan hasil yang memuaskan akan menambah kepercayaan diri.
4. Kenali dirimu
Sudahkah kamu mengenali siapa diri kamu yang sebenarnya? Seperti apa dirimu? Apa yang menjadi kelebihanmu dan apa yang menjadi kekuranganmu? Dari situ, kamu akan tahu harus melakukan apa dalam hidup kamu.
Sudahkah kamu mengenali siapa diri kamu yang sebenarnya? Seperti apa dirimu? Apa yang menjadi kelebihanmu dan apa yang menjadi kekuranganmu? Dari situ, kamu akan tahu harus melakukan apa dalam hidup kamu.
5. Fokus utama pada kelebihan
Seseorang dikenal atas dasar kelebihannya, bukan kekurangannya. Chris John, akan selalu dikenal sebagai petinju Indonesia kelas dunia yang handal meski pun dia tidak jago bermain bulu tangkis. Dia tidak akan dikenal sebagai Chris John yang tidak bisa bermain bulu tangkis. Seseorang akan mengenal Chris John atas dasar kelebihannya (sebagai seorang petinju). Jangan terlalu sibuk dan minder dengan kekurangan, tapi asahlah kelebihan yang akan menjadi kekuatanmu. Apa yang menjadi kelebihanmu, itulah yang harus kamu optimalkan. Jangan terlalu bernafsu untuk menjadi orang bisa melakukan semua hal. Asah terus apa yang kamu kuasai, itu akan membuat kamu menjadi orang yang menonjol.
Seseorang dikenal atas dasar kelebihannya, bukan kekurangannya. Chris John, akan selalu dikenal sebagai petinju Indonesia kelas dunia yang handal meski pun dia tidak jago bermain bulu tangkis. Dia tidak akan dikenal sebagai Chris John yang tidak bisa bermain bulu tangkis. Seseorang akan mengenal Chris John atas dasar kelebihannya (sebagai seorang petinju). Jangan terlalu sibuk dan minder dengan kekurangan, tapi asahlah kelebihan yang akan menjadi kekuatanmu. Apa yang menjadi kelebihanmu, itulah yang harus kamu optimalkan. Jangan terlalu bernafsu untuk menjadi orang bisa melakukan semua hal. Asah terus apa yang kamu kuasai, itu akan membuat kamu menjadi orang yang menonjol.
6. Membenahi kekurangan
Setelah kamu berhasil mengoptimalkan kelebihanmu, barulah mulai memperbaiki kekurangan kamu sedikit demi sedikit. Tapi jangan terlalu fokus dalam memperbaiki kekurangan, sehingga kamu lupa mengasah dan meningkatkan kelebihan yang kamu miliki.
Setelah kamu berhasil mengoptimalkan kelebihanmu, barulah mulai memperbaiki kekurangan kamu sedikit demi sedikit. Tapi jangan terlalu fokus dalam memperbaiki kekurangan, sehingga kamu lupa mengasah dan meningkatkan kelebihan yang kamu miliki.
7. Berani mencoba
Jangan takut salah dan gagal. Setiap orang pernah salah dan pernah gagal. Kesalahan akan membuat kita lebih berhati-hati. Dan kegagalan adalah kunci untuk meraih kesuksesan. Jangan pernah berhenti untuk melakukan sesuatu, mencoba dan terus mencoba. “kegagalan yang sebenarnya, adalah saat di mana kita berhenti mencoba.”
Jangan takut salah dan gagal. Setiap orang pernah salah dan pernah gagal. Kesalahan akan membuat kita lebih berhati-hati. Dan kegagalan adalah kunci untuk meraih kesuksesan. Jangan pernah berhenti untuk melakukan sesuatu, mencoba dan terus mencoba. “kegagalan yang sebenarnya, adalah saat di mana kita berhenti mencoba.”
8. Bersikap tenang dan wajar
Grogi, ragu, malu, bimbang dan cemas adalah sebuah indikasi seseorang sedang tidak memiliki kepercayaan diri yang baik. Cobalah untuk bersikap tenang dan wajar. Fokus pada apa yang akan kamu lakukan. Dengan bersikap tenang, kamu akan lebih bisa menguasai keadaan baik keadaan di sekitarmu atau pun keadaan dalam diri sendiri. Mampu berpikir lebih kreatif dan realistis.
Grogi, ragu, malu, bimbang dan cemas adalah sebuah indikasi seseorang sedang tidak memiliki kepercayaan diri yang baik. Cobalah untuk bersikap tenang dan wajar. Fokus pada apa yang akan kamu lakukan. Dengan bersikap tenang, kamu akan lebih bisa menguasai keadaan baik keadaan di sekitarmu atau pun keadaan dalam diri sendiri. Mampu berpikir lebih kreatif dan realistis.
9. Buat daftar kesuksesan
Buatlah daftar kesuksesan yang sudah kamu raih, mulai dari hal-hal yang paling kecil. Apa yang sudah kamu lakukan dan berhasil adalah motivasi kamu untuk melakukan langkah selanjutnya. Kau telah melakukan sesuatu di masa lalu dan berhasil, kamu juga bisa melakukan hal yang sama di masa kini dan masa mendatang. Bukan begitu..?
Buatlah daftar kesuksesan yang sudah kamu raih, mulai dari hal-hal yang paling kecil. Apa yang sudah kamu lakukan dan berhasil adalah motivasi kamu untuk melakukan langkah selanjutnya. Kau telah melakukan sesuatu di masa lalu dan berhasil, kamu juga bisa melakukan hal yang sama di masa kini dan masa mendatang. Bukan begitu..?
10. Belajar dan menambah wawasan
Kepercayaan diri akan timbul dengan sendirinya ketika kamu sudah memiliki ilmu dan wawasan yang luas. Dengan memiliki wawasan yang luas seseorang akan lebih mampu dan dan tahu bagaimana cara bersikap dan menyelesaikan masalah. Wawasan membuat seseorang lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak. Tapi ingat, Jauhkan diri kamu dari sifat sombong dan meremehkan orang lain.
Kepercayaan diri akan timbul dengan sendirinya ketika kamu sudah memiliki ilmu dan wawasan yang luas. Dengan memiliki wawasan yang luas seseorang akan lebih mampu dan dan tahu bagaimana cara bersikap dan menyelesaikan masalah. Wawasan membuat seseorang lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak. Tapi ingat, Jauhkan diri kamu dari sifat sombong dan meremehkan orang lain.
KARAKTER PENUH PERHATIAN
A.
Karakter
Cermat
Cermat adalah
sikap yang mampu merencanakan dan mengerjakan sesuatu dengan memperhatikan
hal-hal yang kecil dan sederhana secara detail dan seksama dalam batasan waktu
tertentu sehingga membutuhkan kreatifitas dan menemukan hal-hal baru.
Kecermatan
menuntut kita untuk fokus mengerjakan apa yang kita kerjakan. Hal ini tentunya
membutuhkan konsentrasi pikiran, pengendalian emosi, dan penggunaan kehendak
untuk melakukan pekerjaan yang sempurna dan rinci serta teliti.
B.
Menjadi
Pribadi yang Berkarakter Cermat
Ø
Mengamati gambar secara cermat
Jika kita
melihat gambar diatas dengan cermat kita
akan menemukan sesuatu yang berbeda. Pada gambar diatas mungkin sebagian orang
akan melihat itu adalah sebuah gambar fas bunga dan orang lain lagi akan
melihat dua wajah yang saling berhadapan. Jika kita melihat dengan sedikit
cermat maka kita akan melihat dua objek gambar itu secara langsung dan
bersamaan. Pertanyaanya mengapa terkadang kita susah untuk melihat dua gambar
tersebut secara bersamaan? Hal tersebut tentunya karena kita kurang cermat
dalam mengamati sebuah gambar sehingga kita tidak bisa melihat gambar tersebut
secara detail
Dari gambar
tersebut kita dapat belajar bahwa terkadang jika kita tidak cermat melihat atau
mengamati sebuah objek kita tidak akan menemukan atau melihat objek tersebut
secara detail.
Ø
Tips dan trik untuk menjadi cermat:
1. Membuat
perencanaan/jadwal kegiatan dengan cermat:
2. Memperhatikan
bagian-bagian kecil
3. Membuat
catatan/agenda agar tidak lupa
4. Menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan yang telah dimulai
MATERI IV
KARAKTER MENGHARGAI
A.
Konsep
Toleransi
Toleransi
berasal dari kata kerja bahasa latin tolerare,
berarti menanggung. Toleransi berarti berarti menanggung kejengkelan atau
kelemahan. Toleransi tidak membuat hal yang salah menjadi benar, namun juga
tidak menuntut kesempurnaan. Toleransi berpegang pada suatu standar, namun
menyadari bahwa orang bertumbuh dengan kecepatan yang berbedadan menunjukkan
tahap kedewasaan yang berlainan pula. Toleransi berarti menerima orang lain apa
adanya dan menyadari bahwa setiap orang berbeda-beda karakternya.
Hidup di
masyarakat yang kompleks dibutuhkan sikap toleran yang tinggi. Kita hidup di
lingkungan sekolah yang heterogen baik dari sisi agama, suku, ras, status
sosial, ekonomi, bakat, kecerdasan, latar belakang, dan kebiasaan keluarga, dan
sebagainya. Dalam situasi seperti itu, kita hanya dapat bergaul dan belajar
bersama bila kita mampu memahami dan menerima satu sama lain.
Banyak
perselisihan, permusuhan bahkan kekerasan yang terjadi di masyarakat. Akar
permasalahanya sering kali karena masing-masing pihak merasa diri paling benar
dan tidak mau toleran dengan perbedaan yang ada. Orang yang berkarakter toleran
terhadap orang lain mampu hidup dalam perbedaan. Ia bahkan diperkaya dan
dikembangkan dengan perbedaan yang ada.
KARAKTER PERSAUDARAAN
A.
Rendah
Hati
Kerendahan
hati merupakan salah satu indikator dari tingginya kecerdasan spiritual
seseorang. Seorang yang tidak bisa menunjukkan sikap atau karakter rendah hati,
berarti belum mencapai kedamaian dengan dirinya. (yanuardiandi_blogspot.com:
2012).
Pribadi yang rendah hati biasanya justru
memandang bahwa orang lain sebagai ciptaan Tuhan memiliki keunikan dan
keistimewaan, sehingga dia senantiasa membuat orang lain merasa penting. Karena
sesungguhnya setiap pribadi adalah istimewa. Setiap orang adalah spesial, unik,
dan berhak untuk dihargai. Manusia adalah pribadi yang harus diperlakukan
khusus. Manusia adalah makhluk yang sangat sensitif. Jika kita meragukan hal
ini, lihat diri kita sendiri dan perhatikan betapa mudahnya kita merasa
disakiti atau tersinggung. (anekaremaja.com/Mario teguh: 2012)
Orang yang Rendah hati akan
membahagiakan hati sesama. Kalau dia seorang bapak, keluarganya akan
menghormatinya dengan tulus. Kalau seorang ibu, anak-anaknya tentu akan
senantiasa merindukan. Kalau seorang pemimpin, tentu akan menginspirasi hati
sekalian rakyatnya.Mari kita belajar rendah hati, dengan cara mengagumi dan
mengapresiasi kelebihan rekan-rekan kita yang tidak kita miliki. (anekaremaja.com/Mario
teguh: 2012)
Jika apa yang anda pikirkan mengenai
orang lain berubah, maka sikap dan tindakan mereka terhadap anda juga akan
berubah. Karena manusia sangat sensitif satu sama lain dalam banyak hal, kita
biasanya sangat peka terhadap apa yang dipikirkan oleh satu sama lainnya. Jika
hubungan kita dengan isteri/suami, kekasih, teman, rekan bisnis, rekan kerja
atau orang tua kita tidak sebagaimana kita harapkan, cobalah lihat lebih jauh
ke dalam pikiran kita - apa yang sesungguhnya kita pikirkan saat ini tentang
orang tersebut. Orang seperti apa (suami/isteri, kekasih, sahabat, rekan) yang
kita ciptakan dalam bawah sadar kita. Kita pasti memiliki hal-hal atau gambaran
yang sangat negatif atau jelek tentang seseorang tersebut. (anekaremaja.com/Mario
teguh: 2012)
Salah satu ciri kerendahan hati adalah
mau mendengar pendapat, saran dan menerima kritik dari orang lain. Sering
dikatakan bahwa Tuhan memberi kita dua buah telinga dan satu mulut, yang
dimaksudkan agar kita lebih banyak mendengar daripada berbicara. Kadang-kadang
hanya dengan mendengarkan saja kita dapat menguatkan orang lain yang sedang
dilanda kesedihan atau kesulitan. Dengan hanya mendengar, kita dapat memecahkan
sebagian besar masalah yang kita hadapi. Mendengar juga berarti mau membuka
diri dan menerima, suatu sifat yang menggambarkan kerelaan untuk menerima
kelebihan dan kekurangan orang lain maupun diri kita sendiri.
Dalam mengkritik atau memenangkan suatu
persaingan kita tidak perlu menunjukkan kehebatan maupun memamerkan apa yang
kita miliki, bahkan ketika kita menang sekalipun tidak ada rasa pamer atau
kesombongan yang terlihat.
Ciri manusia rendah hati lainya adalah
senantiasa berani mengakui kesalahan dan meminta maaf jika melakukan kesalahan
atau menyinggung perasaan orang lain. Manusia rendah hati adalah manusia yang
sangat peduli dengan perasaan orang lain. Bedakan dengan mereka yang senantiasa
peduli dengan apa yang dikatakan orang lain. Orang seperti ini bukan rendah
hati, tetapi rendah diri atau tidak memiliki rasa percaya diri, sehingga dia
selalu khawatir dengan apa yang akan dipikirkan atau dikatakan orang lain
tentang dirinya.
Bayangkan kalau ada orang yang rendah
hati, menghormati sesama, dan suka melayani. Tidakkah hati Anda menyukai dan
terkesan dengan keikhlasannya? Memang tidak mudah untuk selalu rendah hati dan
memilih hidup melayani. Apalagi kalau terjebak pada dorongan biologis dan
egoisme semata. Maunya justru dilayani.
Rendah hati pada hakekatnya bermakna
kesadaran akan keterbatasan kemampuan diri, jauh dari kesempurnaan dan
terhindar dari setiap bentuk keangkuhan. Rendah hati akan mendorong
terbentuknya sikap realistis, mau membuka diri untuk terus belajar, menghargai
pendapat orang lain, menumbuh kembangan sikap tenggang rasa, seta mewujudkan
kesederhanaan, penuh rasa syukur dan ikhlas di dalam mengemban hidup ini.
Rendah hati bukan berarti merendahkan
diri dan menutup diri melainkan secara aktif mendengarkan, berbagi, dan
berempati sehingga terjalin hubungan harmonis dua arah. Dia dapat menyesuaikan
kondisi emosi dan egonya untuk menempati kondisi emosi dan ego teman bicaranya
sehingga sang teman merasa didengarkan dan dihargai.
Banyak
Mendengar Dan Rendah Hati
Penulis : Kundiyarto
Prodjotaruno
Kamis, 11 September 2008, Dibaca : 16887 kali | Dicetak
: 448 kali |
|
Banyak
mendengar dan rendah hati sejatinya saling bertautan. Sifat banyak mendengar
yang dipunyai oleh seseorang, niscaya akan berdampak atau berpotensi menjadikan
orang tersebut bersifat rendah hati. Sebaliknya, orang yang bersikap rendah
hati (humble) akan lebih banyak mendengar. Mengapa demikian ?Salah
satu ciri kerendahan hati adalah mau mendengar pendapat, saran dan menerima
kritik dari orang lain. Sering dikatakan bahwa Tuhan memberi kita dua buah
telinga dan satu mulut, yang dimaksudkan agar kita lebih banyak mendengar
daripada berbicara. Kadang-kadang hanya dengan mendengarkan saja, kita dapat
menguatkan orang lain yang sedang dilanda kesedihan atau kesulitan.Harus
diakui, kegiatan mendengar bukanlah suatu pilihan yang kita ambil dengan
perasaan suka cita. Hampir bisa dipastikan, kebanyakan orang lebih suka
berbicara bukan ?
Cobalah
bercermin ke diri kita sendiri. Kita senang mengungkapkan gagasan-gagasan kita.
Kita juga merasa lebih enak memperkenalkan posisi, menonjolkan pendapat dan
perasaan kita.Sebenarnya, kebanyakan orang tidak ingin mendengar seperti halnya
keinginan mereka berbicara dan didengarkan. Karena itulah kita lebih memusatkan
perhatian pada kata-kata yang akan kita ucapkan daripada memberi perhatian
penuh pada apa yang diutarakan orang lain. Selain itu, kita sering menyaring
kata-kata orang lain berdasarkan pendapat dan kebutuhan kita sendiri.Jika kita
melihat sisi negatif, mendengarkan orang yang sedang berbicara terkadang tanpa
kita sadari terasa membebani kita.Namun jika kita selalu melihat sisi positif,
dengan mau mendengarkan orang lain, kita dapat memecahkan sebagian besar
masalah yang sedang dihadapi oleh orang tersebut. Mendengar juga berarti mau membuka diri dan menerima. Suatu sifat yang menggambarkan kerelaan untuk menerima kelebihan dan kekurangan orang lain maupun diri kita sendiri.
masalah yang sedang dihadapi oleh orang tersebut. Mendengar juga berarti mau membuka diri dan menerima. Suatu sifat yang menggambarkan kerelaan untuk menerima kelebihan dan kekurangan orang lain maupun diri kita sendiri.
Sikap rendah
hati, mengharuskan kita membuang ego jauh-jauh. Dan hal ini, kadang bagi
sebagian orang sangat sulit dilakukaan ! Di antara sekian banyak ego antara
lain adalah ego ingin menonjol, ingin dominan, ego ingin lebih dikenal ataupun
ego ingin selalu didengar dan diperhatikan orang lain.Ego-ego ini akan sulit
dihilangkan jika kita tidak mempunyai keinginan untuk berubah dari yang
bersikap sombong mau menang sendiri berubah menjadi bersikap rendah hati.Jika
kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, sifat orang yang tidak rendah hati,
diantaranya adalah pertama, tidak bisa menerima kritikan walaupun itu
sesuatu yang konstruktif.
Ketika menerima kritikan, hal
pertama yang dilakukan adalah menolak dan mencari alasan pembenaran untuk
menutupi kelemahannya. Jika kita melihat dari sisi positif kritikan sebenarnya
adalah ungkapan tulus orang lain yang mau menunjukkan kekurangan yang ada pada
diri kita.Justru seharusnyalah kita berterimakasih jika ada teman atau sahabat
yang bersedia mengkritik.Namun harus diakui kebanyakan dari kita lebih suka
minta dipuji daripada dikritik. Kemudian yang kedua, tidak mau menerima
kelebihan yang dimiliki orang lain. Idealnya, segala sesuatu yang
menunjukkan kelebihan positip yang dimiliki orang lain hendaknya dikagumi.
Sejatinya, mengagumi kelebihan orang lain, akan menjadikan kita terobsesi untuk
meneladani orang tersebut.Belajar dari kelebihan orang lain akan membantu kita
untuk mengoreksi sikap-sikap kita yang selama ini tanpa kita sadariu banyak kekurangannya.
Mungkin Anda
pernah mendengar peribahasa Jawa yang berbunyi "ngluruk tanpa bala (menyerang
tanpa pasukan), menang tanpa ngasorake (menang tanpa harus menindas),
lan sugih tanpa bondo (kaya tanpa harta)". Sejatinya makna
filosofis yang terkandung dari ajaran itu sangat dalam!Penjelasan dari
peribahasa itu adalah; dalam memenangkan suatu persaingan, kita tidak perlu
menunjukkan kehebatan maupun memamerkan apa yang kita miliki.Bahkan, ketika
kita menang sekali pun, tidak perlu kita pamer atau menunjukkan kesombongan
atau mempermalukan pesaing atau kawan kita.. Dari beberapa penjelasan di muka,
kiranya dapat disimpulkan, bahwa hanya orang yang kuat jiwanya yang
bisa bersikap rendah hati !
Ia seperti
padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui
dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang di atasnya
merasa nyaman dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minderJim
Collins, pakar management kondang, dalam bukunya yang sangat bagus, Good to
Great, mengajarkan kepada kita, bagaimana sikap rendah hati itu harus
dimiliki oleh para pemimpin masa kini. Ada
beberapa hal yang menarik dari hasil penelitian Collins dan dua puluh orang
asistennya selama lima tahun dengan metodologi ilmiah yang sangat solid, yang
menjadi bahan dasar bukutersebut. Dari awal, Collins sudah berkali-kali
berpesan kepada tim risetnya untuk tidak memedulikan faktor pemimpin dalam
mencari kunci sukses perusahaan. Ia sadar bahwa kepemimpinan memang cenderung
"bersifat romantis" yaitu kalau perusahaan sukses, itu pasti karena
pemimpinnya, demikian juga kalau gagal jangan selalu menyalahkan anak buah.
Menurut Collins, pemimpin yang
disebut sebagai "Level 5 Leaders" adalah para pemimpin yang rendah
hati, tidak pernah menyombongkan diri, bahkan cenderung pemalu. Mereka
menunaikan tugas dengan diam-diam tanpa berupaya mencari perhatian dan pujian
publik. Apabila mereka berhasil, mereka selalu berusaha untuk memberi kredit
kepada orang lain atau hal lain di luar diri mereka. Apabila ada kegagalan,
mereka bertanggung jawab secara pribadi dan tidak mencari kambing hitam. Ambisi
mereka adalah untuk kelanggengan perusahaan, bukan penggemukan dan kepentingan
diri.
Patih Gadjahmada, Ahmadinejad, Soekarno, SBY,
Ciputra adalah contoh-contoh pemimpin yang memenuhi sebagai "Level 5
Leaders".Apakah Anda setuju?Salam perjuangan!
Kundiyarto M. Prodjotaruno -Bekerja
di kantor konsultan manajemen, keuangan dan bisnis;-Penulis di bidang
management dan motivasi-Penulis bisa dihubungi dikundiyarto@gmail.com
B.
Persahabatan
Persahabatan
lebih dari sekedar perkenalan. Persahabatan adalah sesuatu yang mendalam, suatu
bentuk kasih yang memampukan seseorang berkorban dan memberikan dirinya bagi
yang lain.
Persahabatan atau pertemanan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama
dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Dalam pengertian
ini, istilah "persahabatan" menggambarkan suatu hubungan
yang melibatkan pengetahuan, penghargaan
dan afeksi.
Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan
satu sama lain, seringkali hingga pada altruisme.
selera
mereka biasanya serupa dan mungkin saling bertemu, dan mereka menikmati
kegiatan-kegiatan yang mereka sukai. Mereka juga akan terlibat dalam perilaku
yang saling
menolong, seperti tukar-menukar nasihat dan saling menolong
dalam kesulitan. Sahabat adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang
berbalasan dan reflektif. (id.wikipedia.org/wiki/Persahabatan:
2012).
Nilai
yang terdapat dalam persahabatan seringkali apa yang dihasilkan ketika seorang
sahabat memperlihatkan secara konsisten:
·
kejujuran, barangkali dalam keadaan-keadaan yang sulit bagi orang
lain untuk mengucapkan kebenaran.
·
saling
pengertian. ( lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/.../persahabatan-adalah-guru)
pengorbanan
seorang sahabat
(jalanhidup.com/search/kisah-pengorbanan-seorang-sahabat-sejati)
Suatu pagi
yang sunyi di Korea, di
suatu desa
kecil, ada sebuah bangunan kayu mungil yang
atapnya ditutupi oleh seng-seng.
Itu adalah rumah yatim piatu di mana banyak anak
tinggal akibat orang tua mereka meninggal dalam
perang.
Tiba-tiba, kesunyian pagi itu dipecahkan oleh
bunyi mortir yang jatuh di atas rumah yatim piatu
itu. Atapnya hancur oleh ledakan, dan
kepingan-kepingan seng mental ke seluruh ruangan
sehingga membuat banyak anak yatim piatu
terluka.
Ada seorang gadis kecil yang terluka di bagian
kaki oleh kepingan seng tersebut, dan kakinya
hampir putus. Ia
terbaring di atas puing-puing ketika ditemukan,
P3K segera dilakukan dan seseorang dikirim
dengan
segera ke rumah sakit terdekat untuk meminta
pertolongan.
Ketika para dokter dan perawat tiba, mereka mulai
memeriksa anak-anak yang terluka. Ketika dokter
melihat gadis kecil itu, ia menyadari bahwa
pertolongan yang paling dibutuhkan oleh gadis itu
secepatnya adalah darah.
Ia segera melihat arsip yatim piatu untuk
mengetahui apakah ada orang yang memiliki
golongan
darah yang sama. Perawat yang bisa berbicara
bahasa Korea
mulai memanggil nama-nama anak yang memiliki
golongan darah yang sama dengan gadis kecil itu.
Kemudian beberapa menit kemudian, setelah
terkumpul anak-anak yang memiliki golongan darah
yang sama, dokter berbicara kepada grup itu dan
perawat menerjemahkan, "Apakah ada di antara
kalian yang
bersedia memberikan darahnya utk gadis kecil ini?"
Anak-anak tersebut tampak ketakutan, tetapi tidak
ada yang berbicara. Sekali lagi dokter itu
memohon, "Tolong, apakah ada di antara kalian
yang
bersedia memberikan
darahnya untuk teman kalian, karena jika tidak, ia
akan meninggal!"
Akhirnya,
ada seorang bocah laki-laki di belakang
mengangkat
tangannya dan perawat membaringkannya di
ranjang
untuk mempersiapkan proses transfusi darah.
Ketika perawat mengangkat lengan bocah untuk
membersihkannya, bocah itu mulai
gelisah. "Tenang
saja," kata perawat itu, "Tidak akan sakit kok."
Lalu
dokter mulai memasukan jarum, ia mulai
menangis.
"Apakah sakit?" tanya dokter itu. Tetapi bocah itu
malah menangis lebih kencang. "Aku telah
menyakiti
bocah ini!" kata dokter itu dalam hati dan mencoba
untuk
meringankan sakit bocah itu dengan
menenangkannya,
tetapi tidak ada gunanya.
Setelah beberapa lama, proses transfusi telah
selesai dan dokter itu minta perawat untuk
bertanya kepada bocah itu. "Apakah sakit?" Bocah
itu menjawab, "Tidak, tidak sakit."
"Lalu kenapa kamu menangis?", tanya dokter itu.
"Karena aku sangat takut untuk meninggal" jawab
bocah itu. Dokter itu tercengang!
"Kenapa kamu berpikir bahwa kamu akan
meninggal?"
Dengan air mata di pipinya, bocah itu menjawab,
"Karena aku kira untuk menyelamatkan gadis itu
aku
harus menyerahkan seluruh darahku!"
Dokter itu tidak bisa berkata apa-apa, kemudian ia
bertanya, "Tetapi jika kamu berpikir bahwa kamu
akan meninggal,kenapa kamu bersedia untuk
memberikan darahmu?"
Sambil menangis ia berkata, "Karena ia adalah
temanku, dan akumengasihinya!"
suatu desa
kecil, ada sebuah bangunan kayu mungil yang
atapnya ditutupi oleh seng-seng.
Itu adalah rumah yatim piatu di mana banyak anak
tinggal akibat orang tua mereka meninggal dalam
perang.
Tiba-tiba, kesunyian pagi itu dipecahkan oleh
bunyi mortir yang jatuh di atas rumah yatim piatu
itu. Atapnya hancur oleh ledakan, dan
kepingan-kepingan seng mental ke seluruh ruangan
sehingga membuat banyak anak yatim piatu
terluka.
Ada seorang gadis kecil yang terluka di bagian
kaki oleh kepingan seng tersebut, dan kakinya
hampir putus. Ia
terbaring di atas puing-puing ketika ditemukan,
P3K segera dilakukan dan seseorang dikirim
dengan
segera ke rumah sakit terdekat untuk meminta
pertolongan.
Ketika para dokter dan perawat tiba, mereka mulai
memeriksa anak-anak yang terluka. Ketika dokter
melihat gadis kecil itu, ia menyadari bahwa
pertolongan yang paling dibutuhkan oleh gadis itu
secepatnya adalah darah.
Ia segera melihat arsip yatim piatu untuk
mengetahui apakah ada orang yang memiliki
golongan
darah yang sama. Perawat yang bisa berbicara
bahasa Korea
mulai memanggil nama-nama anak yang memiliki
golongan darah yang sama dengan gadis kecil itu.
Kemudian beberapa menit kemudian, setelah
terkumpul anak-anak yang memiliki golongan darah
yang sama, dokter berbicara kepada grup itu dan
perawat menerjemahkan, "Apakah ada di antara
kalian yang
bersedia memberikan darahnya utk gadis kecil ini?"
Anak-anak tersebut tampak ketakutan, tetapi tidak
ada yang berbicara. Sekali lagi dokter itu
memohon, "Tolong, apakah ada di antara kalian
yang
bersedia memberikan
darahnya untuk teman kalian, karena jika tidak, ia
akan meninggal!"
Akhirnya,
ada seorang bocah laki-laki di belakang
mengangkat
tangannya dan perawat membaringkannya di
ranjang
untuk mempersiapkan proses transfusi darah.
Ketika perawat mengangkat lengan bocah untuk
membersihkannya, bocah itu mulai
gelisah. "Tenang
saja," kata perawat itu, "Tidak akan sakit kok."
Lalu
dokter mulai memasukan jarum, ia mulai
menangis.
"Apakah sakit?" tanya dokter itu. Tetapi bocah itu
malah menangis lebih kencang. "Aku telah
menyakiti
bocah ini!" kata dokter itu dalam hati dan mencoba
untuk
meringankan sakit bocah itu dengan
menenangkannya,
tetapi tidak ada gunanya.
Setelah beberapa lama, proses transfusi telah
selesai dan dokter itu minta perawat untuk
bertanya kepada bocah itu. "Apakah sakit?" Bocah
itu menjawab, "Tidak, tidak sakit."
"Lalu kenapa kamu menangis?", tanya dokter itu.
"Karena aku sangat takut untuk meninggal" jawab
bocah itu. Dokter itu tercengang!
"Kenapa kamu berpikir bahwa kamu akan
meninggal?"
Dengan air mata di pipinya, bocah itu menjawab,
"Karena aku kira untuk menyelamatkan gadis itu
aku
harus menyerahkan seluruh darahku!"
Dokter itu tidak bisa berkata apa-apa, kemudian ia
bertanya, "Tetapi jika kamu berpikir bahwa kamu
akan meninggal,kenapa kamu bersedia untuk
memberikan darahmu?"
Sambil menangis ia berkata, "Karena ia adalah
temanku, dan akumengasihinya!"
C.
Kesediaan
Kesediaan
adalah sikap terbuka untuk mengutamakan keinginan orang yang dilayani diatas
jadwal dan prioritas pribadi; mengutamakan kepentingan umum daripada
kepentingan pribadi; menyederhanakan kebutuhan sehari-hari sehingga kita siap
dan mampu orang yang Allah bawa kepada kita; memberikan hati kita bukan bukan
hanya tangan kita untuk sebuah tugas. Kesediaan dimulai dari keterbukaan hati
untuk memimpin dan mendisiplinkan diri sendiri untuk memberi ruang dan
perhatian kepada orang lain.
MATERI
VI
TANGGUNG
JAWAB
A.
Konsep Tanggungjawab
Tanggungjawab adalah suatu keharusan
untuk menanggung akibat yang ditimbulkan oleh perilaku seseorang dalam rangka
menjawab suatu persoalan tertentu. Tanggungjawab selalu berhubungan dengan
kesadaran, ssediaan, dan kemampuan untuk melakukan sesuatu.
Orang yang bertanggungjawab adalah
orang yang memahami dan melakukan apa yang sepatutnya dilakukan. Orang yang
tanggungjawab sesalu berusaha untuk melaksanakan setiap tugas dan kepercayaan
yang diberikan kepadanya. Ia berusaha untuk tidak mengecewakan orang yang telah
memberikan kepercayaan kepadanya. Dengan kata lain orang yang bertanggungjawab
adalah orang yangdapat dipercaya.
Dalam
kehidupan, kita selalu memikul tanggung jawab. Sedari kecil, remaja, dewasa,
hingga tua, kita akan terus menerus melakukan aktivitas-aktivitas kecil maupun
besar sebagai bentuk kewajiban yang kita emban. Dan, jika kita mengabaikannya,
dampak negatif akan kita rasakan.Karena itu, hanya dengan selalu melakukan
kebiasaan positif, dengan kesadaran penuh dan dilakukan secara terus menerus,
maka sikap tanggung jawab akan menjadi ciri khas kita yang dapat membawa diri
pada kehidupan yang lebih baik dan lebih bermutu.
Tanggungjawab lahir karena manusia
diberi kebebasan untuk memilih dan diberikan fasilitas dan potensi untuk
mengembangkan tugasnya. Manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang
mengembangkan seluruh potensi yang ia miliki.
Untuk menjadi orang yang memiliki
karakter tanggungjawab harus dimulai dari kebiasaan. Berusaha untuk selalu
bertanggungjawab terhadap perkara-perkara kecil adalah proses awal bagi
seseorang agar dapat memiliki karakter tanggungjawab.
B. Menjadi Pribadi yang Bertanggungjawab
Tips Menjadi
Pribadi yang bertanggungjawab:
ü Menempati
janji
ü Tidak
berdalih
ü Melakukan
pekerjaan sebaik mungkin
ü Memperbaiki
kesalahan sesegera mungkin dan belajar dari kesalahan yang telah dilakukan.
ü Mengetahui
tugasnya dan melakukannya dengan baik
ü Memberi
teladan yang baik bagi orang lain
ü Tetap
dalam pendirian dan teguh dalam prinsip
ü Mengerjakan
tugas dengan segenap hati dan tekun sampai selesai
ü Tidak
mencela atau menghina pekerjaan orang lain yang hasilnya tidak maksimal
ü Menyelesaikan
tugas tepat waktu
ü Mempertanggungjawabkan
setiap tugas pada mereka yang telah member tugas
ü Mengembangkan
setiap bakat yang diberikan oleh Tuhan dengan sebaik mungkin
MATERI VII
DAPAT DIPERCARA
A. Dapat Diandalkan
"Few things help an individual more than to place responsibility
upon him and to let him know that you trust him."
Booker T. Washington
Booker T. Washington
"Those who trust us,
educate us."
George Eliot
George Eliot
Apakah Anda masih ingat pada
sebuah iklan yang menggambarkan seorang bos berkumis tebal terpampang
dibeberapa spot papan iklan beberapa watu lalu?. Pada gambar iklan tersebut
dapat dilihat dengan jelas, seorang bos berumur setengah baya, berkumis tebal
dan rambut yang sedikit botak, sedang memegang kayu wayang. Dan, wayang
tersebut digambarkan seorang yang masih muda. Yang mengikuti gerakan arahan
dari sang "dalang".
Ya, gambar
iklan tersebut menceritakan seorang atasan yang sedang memainkan
"wayang" goleknya yang masih muda, yaitu bawahannya sendiri. Yang
muda yang paling tidak dipercaya, begitu bunyi tagline-nya.Begitu banyak
cerita tentang generasi muda yang belum atau bahkan tidak mendapat kepercayaan
dari para pimpinannya sama sekali. Dari 15 orang yang saya telah survey
sebelumnya, 10 dari mereka mengeluhkan tidak pernah dipercaya untuk mengerjakan
sebuah pekerjaan sendiri. Mengapa demikian?
Mungkin
anggapan bahwa yang muda itu belum matang, atau, yang muda itu tidak pintar,
belum dapat mengambil keputusan dengan benar, belum bijaksana dalam menangani
suatu permasalahan apalagi menyelesaikannya. Tapi, apakah benar demikian?
Bagaimana menurut Anda? Hal yang menyangkut masalah
"ketidakpercayaan" ini tidak hanya terjadi dalam tangkup pemerintahan
saja, namun, juga terjadi dalam dunia kerja. Ketidakpercayaan yang terangkum
dalam rasa "ketakutan" dari para atasan di tempat kerja.
Ketakutan
pekerjaan yang didelegasikan tidak dijalankan dengan baik, ketakutan bawahannya
yang tidak cakap, ketakutan akan nama baik yang tercoreng akibat ketidakbecusan
bawahan bekerja, dan masih banyak lagi.Lalu, bagaimana dengan ketakutan
tersaingi bawahannya sendiri, terutama bila bawahannya masih berusia muda?
Sepupu saya,
Rita, sering mendapat tekanan dari manajernya sendiri, karena di usianya yang
masih muda, yakni 23 tahun, ia sudah berhasil bekerja dengan menunjukkan
kemampuannya yang baik. Berhasil menyelesaikan setiap challenge
(tantangan) yang diberikan direktur tempat ia bekerja. Tentu saja hal ini
membuat manajernya kalang kabut, takut posisinya tergeser oleh Rita. Setiap
informasi penting, yang berasal dari direktur, tidak pernah disampaikan ke Rita
oleh manajernya itu.
"Jadi, manajerku itu sengaja lho mbak,
mem-blok setiap informasi penting dari pak direktur," ujarnya suatu siang
kepada saya.
"Lha, kenapa kok segitunya, sih?"
pertanyaan heran saya kepadanya.
"Nah, itu dia yang saya juga bingung, padahal
kan saya juga gak kepingin ngerebut kursi kepemimpinannya. Dan, pak direktur
juga tahu kalau kapasitas kemampuan saya masih harus dikembangkan lagi,"
katanya menambahkan.Kendala macam ini, hebatnya tidak membuat Rita patah semangat
dan minder.
Ia justru
makin mengembangkan "skill" nya, dan selalu berusaha menghasilkan
yang terbaik dari setiap pekerjaan yang dilakukannya. Ia terus berusaha
menerima challenge dari direktur perusahannya. Inisiatif mencari dan
menggali informasi sendiri, terutama bila manajernya berusaha menghalanginya.
Tetap tenang
dan bersikap konsisten adalah kunci dalam menghadapi jegalan dari atasan
ataupun rekan di tempat kerja. Kata siapa yang muda, yang paling tidak
dipercaya? Tunjukkan kualitas dan sikap yang baik di tempat kerja, membuktikan
bahwa orang muda bisa diandalkan dan dipercaya. Terutama untuk menjalankan
pekerjaan yang membutuhkan problem solving tinggi. Karena, yang muda
yang berilmu. Jadi, sudah siap menjadi orang muda yang dipercaya???
Tips menjadi "Yang Muda Yang Paling Dipercaya:
- Gali
dan asah terus skill Anda.
Jangan pernah malu untuk belajar, dari siapa saja, yang tua untuk belajar ilmu kebijaksanaanya dan dari yang muda untuk belajar semangat pantang menyerahnya. - Jangan
pernah puas akan hasil yang telah dicapai.
Selalulah me review setiap pekerjaan yang telah Anda lakukan. - Tunjukkan
kualitas diri Anda melalui setiap result yang Anda hasilkan.
Keluarkan ide-ide Anda dalam forum ramai. Jangan pernah malu.
- Jadilah
manusia yang memiliki "inisiatif" tinggi. Jangan malas.
- Mintalah
kritik membangun dari rekan yang Anda percayai, atau jika memungkinkan
dari teman Anda yang telah menduduki posisi atasan.
- Curilah
ilmu" sebanyak-banyaknya dari atasan Anda. Jangan buang kesempatan
bila Anda memiliki atasan yang tidak "pelit" membagi ilmunya.
- Bersemangatlah!
Tentang Penulis: Afra Mayriani, saat ini bekerja disalah satu perusahaan televisi berlangganan di
Manajemen
Diri
Penulis : Toni Yoyo, STP,
MM, MT
Senin, 17 September 2007, Dibaca : 37857 kali | Dicetak
: 635 kali |
|
Manajemen
diri (self management) merupakan istilah yang sangat populer saat ini.
Banyak seminar, training, maupun tulisan yang mengupas subyek ini karena memang
diperlukan bagi mereka yang berada di lingkungan profesional maupun dalam kehidupan
sosial kemasyarakatan.
Pada dasarnya
manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan
perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap
hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan benar.
Manajemen diri
juga menuju pada konsistensi dan keselarasan pikiran, ucapan dan perbuatan
sehingga apa yang dipikirkan sama dan sejalan dengan apa yang diucapkan dan
diperbuat. Integritas seperti inilah yang diharapkan akan timbul dalam diri
para praktisi manajemen diri.
Sebelum
bisa memiliki pikiran-ucapan-perbuatan baik, terlebih dahulu seseorang harus
memiliki pemahaman dan pengertian yang benar.
Jadi urutan yang benar adalah :
Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran benar ==> ucapan benar ==>perbuatan benar.
Akan tetapi walaupun punya pemahaman terhadap kebaikan dan ketidakbaikan, belum tentu pikiran seseorang mampu diarahkan terus-menerus terhadap kebaikan. Dan walaupun seandainya pikiran seseorang sudah didominasi oleh kebaikan, belum menjamin bahwa ucapannya selalu sejalan dengan pikiran baik ini. Demikian pula tidak ada garansi bahwa perbuatannya secara fisik merefleksikan sepenuhnya pikiran yang baik ini.
Sebagai contoh, apapun latar belakang, umur, jenis kelamin, pendidikan, suku dan lain sebagainya, umumnya kita setuju bahwa olah raga dengan frekuensi dan dosis yang tepat, dapat menjaga kebugaran, daya tahan dan kesehatan seseorang. Pemahaman ini menuntun pada pikiran yang baik bahwa olah raga penting bagi kesehatan.
Pemahaman dan pikiran tentang kebaikan olah raga ini lebih mudah sejalan dengan ucapan. Sewaktu menasihati orang lain, dengan mudah kita menjelaskan pentingnya berolah raga secara teratur. Akan tetapi sewaktu harus praktek langsung, banyak di antara kita akan memunculkan berbagai alasan untuk mendukung dan memberikan pembenaran mengapa diri kita sendiri jarang atau bahkan tidak sama sekali berolah raga. Mulai dari alasan sibuk bekerja, waktunya belum tepat, tidak ada sarana, dan lain-lain.
Jadi urutan yang benar adalah :
Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran benar ==> ucapan benar ==>perbuatan benar.
Akan tetapi walaupun punya pemahaman terhadap kebaikan dan ketidakbaikan, belum tentu pikiran seseorang mampu diarahkan terus-menerus terhadap kebaikan. Dan walaupun seandainya pikiran seseorang sudah didominasi oleh kebaikan, belum menjamin bahwa ucapannya selalu sejalan dengan pikiran baik ini. Demikian pula tidak ada garansi bahwa perbuatannya secara fisik merefleksikan sepenuhnya pikiran yang baik ini.
Sebagai contoh, apapun latar belakang, umur, jenis kelamin, pendidikan, suku dan lain sebagainya, umumnya kita setuju bahwa olah raga dengan frekuensi dan dosis yang tepat, dapat menjaga kebugaran, daya tahan dan kesehatan seseorang. Pemahaman ini menuntun pada pikiran yang baik bahwa olah raga penting bagi kesehatan.
Pemahaman dan pikiran tentang kebaikan olah raga ini lebih mudah sejalan dengan ucapan. Sewaktu menasihati orang lain, dengan mudah kita menjelaskan pentingnya berolah raga secara teratur. Akan tetapi sewaktu harus praktek langsung, banyak di antara kita akan memunculkan berbagai alasan untuk mendukung dan memberikan pembenaran mengapa diri kita sendiri jarang atau bahkan tidak sama sekali berolah raga. Mulai dari alasan sibuk bekerja, waktunya belum tepat, tidak ada sarana, dan lain-lain.
Ini
menjelaskan mengapa banyak orang yang tidak atau belum sukses padahal begitu
banyak kiat, taktik, strategi, dan metode sukses diajarkan melalui buku, kaset,
seminar dan lain-lain. Banyak di antara kita hafal di 'luar kepala' dan mampu
dengan cepat menyebutkan persyaratan untuk bisa sukses, mulai dari berdisiplin
tinggi, tepat waktu, punya integritas, jujur, fokus pada apa yang sedang
dikerjakan, kerja sama team, bertanggung jawab, bekerja keras, tidak mudah putus
asa, dan lain sebagainya.
Begitulah,
banyak dari kita hanya bermain pada tataran pemahaman dan pikiran, atau
paling jauh sampai level ucapan saja. Begitu harus diterapkan dalam
kehidupan kita sehari-hari secara disiplin, kita memberikan banyak maaf kepada
diri sendiri untuk menunda atau tidak melakukan berbagai kiat, taktik, strategi
dan metode sukses tersebut.
Akhirnya
sukses terlihat hanya menjadi hak orang lain dan bukan hak kita. Padahal kita
sendirilah yang menentukan sukses tidaknya diri kita masing-masing karena
setiap orang punya hak untuk sukses, seperti yang dikatakan oleh Bapak Andrie
Wongso bahwa " Success is My Right " (sukses adalah hak
saya).
Sebenarnya
tanpa perlu menjalankan semua persyaratan sukses, masih terbuka lebar
kesempatan meraih berbagai keberhasilan dalam hidup kita. Seringkali cukup
dengan menjalankan secara disiplin dan konsisten beberapa poin saja di
antaranya, maka kita akan menjadi insan-insan yang berbeda dan lebih baik dari
mereka-mereka yang hanya berwacana di tataran pikiran dan ucapannya saja (OmDo
= Omong Doang, NATO = No Action Talk Only, "Tong Kosong Nyaring
Bunyinya").
Dari contoh-contoh di atas dapat diringkas sebagai berikut :
Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran benar ==> ucapan benar ==> perbuatan salah.
Dari contoh-contoh di atas dapat diringkas sebagai berikut :
Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran benar ==> ucapan benar ==> perbuatan salah.
Kondisi yang lebih memprihatinkan adalah :
Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran benar ==> ucapan salah ==> perbuatan salah.
Tidak tertutup kemungkinan juga :
Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran salah ==> ucapan salah ==> perbuatan salah.
Dan yang pasti terjadi jika pemahaman/pengertian seseorang tidak benar adalah :
Pemahaman/pengertian salah ==> pikiran salah ==> ucapan salah ==> perbuatan salah.
John C. Maxwell mengatakan bahwa pikiran berlanjut ke ucapan terus ke perbuatan. Jika rangkaian ini terus dilakukan dapat membentuk kebiasaan yang menghasilkan karakter seseorang dan akhirnya menentukan destiny (= nasib)-nya.
Marilah kita mulai menyelaraskan antara pikiran benar, ucapan benar dan perbuatan benar untuk membentuk kebiasaan benar dalam membangun karakter yang benar pula sehingga pada akhirnya kita bisa menuai 'hasil' yang baik dan benar pula dalam semua aspek kehidupan kita.
Penulis : Toni Yoyo (toni_yoyo@yahoo.com)
C. Kejujuran
Biasakan
Berbuat Jujur
Penulis : Tim AndrieWongso
Senin, 10 Oktober 2011, Dibaca : 7214 kali | Dicetak :
85 kali | Cetak artikel ini
|
Satu dari tiga pemenang hadiah Nobel Perdamaian 2011 adalah wanita dari
Yaman bernama Tawakkul Karman. Di usianya yang baru 32 tahun ia menjadi salah
satu peraih Nobel termuda sepanjang sejarah. Aktivis yang juga wartawati ini
menjadi perhatian dunia atas perlawanannya pada rezim Presiden Ali Abdullah
Saleh.
Tawakkul
dikenal juga sebagai "Wanita Besi" atau "Ibu Revolusi"
karena kegigihannya menegakkan demokrasi di negaranya. Sebagai wartawati, ia
memperjuangkan kebebasan pers yang jujur tidak dikekang oleh penguasa. Sebagai
perempuan, ia mendorong agar kaum perempuan lebih berperan dalam kegiatan
pembangunan sehingga sejajar dengan kaum laki-laki.
Ia
tak takut dengan ancaman penjara dan kematian atas gerakan yang ia gagas.
Karena itu, keberanian, kejujuran, dan gerakan perdamaian yang ia jalankan
telah menarik para juri Nobel untuk menempatkannya menjadi salah satu dari tiga
pemenang Nobel Perdamaian 2011 bersama Presiden Liberia Ellen Johnson-Sirleaf
dan aktivis Liberia Leymah Gbowee.
Tekanan
berat sering kali membuat kita tak berani berbuat jujur. Tekanan berat itu bisa
apa saja. Bisa berupa ancaman dari penguasa, penjahat, keadaan, atau hal lain,
bisa juga datang dari ambisi yang membabi buta. Karena ingin cepat kaya dan
untung besar, misalnya, ada pihak-pihak yang mengelabui konsumen dengan
menyebutkan hal yang tidak sebenarnya mengenai produk atau layanannya. Karena
ingin cepat kaya, ada pula orang yang berusaha mengelabui pemerintah,
masyarakat, dan melakukan korupsi. Intinya, ketidakjujuran sudah menjadi
masalah sehari-hari. Kita akan dengan mudah menemukan praktik-praktiknya di
lingkungan kita.
Sahabat yang Luar Biasa!
Senin pagi
ini saya membawakan tema "Kejujuran" dalam talkshow rutin
saya di jaringan Radio Sonora. Seberapa kuat kita terdorong untuk selalu
berbuat jujur? Sambutannya luar biasa. Ratusan SMS dan telepon masuk untuk
sekadar sharing masalah yang dihadapi maupun meminta mendiskusikannya. Ada yang
kasus besar, ada juga yang begitu lumrah.
Namun
seberapa kecil pun suatu ketidakjujuran, tetap saja ketidakjujuran. Sebaliknya
dengan kejujuran. Ada kata-kata bijak yang menyebutkan bahwa kejujuran
adalah "mata uang" yang berlaku di mana-mana. Dengan
kejujuran, hidup kita akan terbebas dari perasaan waswas, takut, dan cemas.
Dengan kejujuran, kita akan menikmati kehidupan dengan tentram, damai, dan
bahagia. Oleh sebab itu, mari biasakan berbuat jujur dalam keseharian kita.
Salam sukses, Luar Biasa!
Kejujuran
Membawa Berkah
Penulis : Tim AndrieWongso.com
Jumat, 04 Juni 2010, Dibaca :
13927 kali | Dicetak : 219 kali |
|
"Bila kamu bekerja dengan jujur dan dapat
dipercaya, mungkin sesuatu yang baik akan menghampiri."
Pernyataan itu sangat bijak,
inspiratif, dan filosofis.Terbayang orang yang mengungkapkannya adalah
seseorang yang sederhana, orang yang bekerja tanpa pamrih, tekun, dan tak
banyak menuntut. Dan itulah gambaran Indra Tamang, si
pengungkap pernyataan itu. Ia seorang lelaki kelahiran Nepal 58 tahun lalu,
yang kisahnya telah menjadi berita besar di Amerika Serikat.Melihat apa yang
dialami Indra sekarang, pernyataan tadi menjadi makin berharga karena imbalan
kejujuran dan ketulusan menjadi sesuatu yang tak berbatas. Bahkan melebihi yang
dibayangkan seseorang!
- Indra Tamang -
Pada akhir tahun 1960-an, Indra
masih bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran di Kathmandu, Nepal. Ia amat
cekatan. Dan kepandaiannya memasak, menata meja, dan melayani tamu restoran
membuat Charles Henri Ford, seorang penulis & fotografer,
terkesan. Pertemuan Ford dan Indra tak hanya sekali. Apalagi Ford kemudian
membeli rumah di Kathmandu sehingga mereka bisa sering bertemu.
Ford akhirnya mengangkat Indra
menjadi pembantunya. Pertama-tama Indra dimintanya membeli barang-barang
kebutuhan pokok dan mengantar surat menggunakan sepeda. Lama-lama Indra juga
diajak belajar fotografi. Bahkan Indra kemudian ikut serta dalam petualangan
Ford bersama rekan-rekannya menjelajahi Kathmandu-Iran-Afganistan, Pakistan,
dan India.
Pada tahun 1973 Ford memutuskan
kembali ke AS dan mengajak Indra Tamang ikut. Indra tak menyia-nyiakan
kesempatan itu dan kemudian menjadi pelayan Ford di Negeri Paman Sam. Ford
sendiri bukanlah tokoh sembarangan. Dengan profesinya itu, Ford merupakan tokoh
terpandang yang tinggal di kompleks elit Dacota, New York.
Sahabat
Bagi Indra, Charles Ford tak
sekadar tuannya. Ia juga sahabat. Ini diakui Indra kemudian. "Antara saya,
Ford dan Ruth (adik Charles Ford), terikat pertemanan yang mendalam,"
ujarnya. Indra meski tetap sederhana sering diminta Charles Ford untuk memotret
acara-acara resminya bersama Ruth. Bahkan hasil karya Indra ikut juga dibukukan
Ford. Kedekatan Ford dengan Indra dibuktikan juga ketika Ford mengikuti agama
Indra, untuk memeluk Buddha.
Indra memang pelayan yang setia
dan jujur. Itulah kenapa Ford mempertahankannya hingga akhir hayatnya. Charles
Ford meninggal pada tahun 2002 dalam usia 89 tahun.Berati Indra melayaninya
sekitar 38 tahun.
Ruth Ford, di New York
Sepeninggal Charles Ford, Indra
beralih melayani sang adik, Ruth Ford, yang merupakan mantan artis dan model Hollywood . Kebetulan
antara apartemen Charles Ford dan Ruth tak berjauhan. Sebenarnya Indra sudah
melayani Ruth sejak wanita ini sakit-sakitan ketika kakaknya (Charles Ford)
masih hidup.
Indra sendiri, di Negeri Paman
Sam, menikah dengan seorang wanita Nepal pilihannya. Ia hidup sederhana di
distrik Queens , New York . Meski tak tinggal di apartemen
Ruth, Indra bisa mengurus Ruth dengan telaten. Padahal Ruth sendiri punya
pembantu di apartemennya. Setiap kali Ruth meminta bantuan, ia akan datang
memberi pertolongan. Bahkan Indra bisa mengorbankan hari-harinya bersama
keluarga untuk melayani Ruth.
Mungkin itulah yang membuat Ruth
terkesan dan percaya.Ketika Ruth meninggal Agustus tahun lalu dalam usia 98
tahun, kekayaan peninggalannya bukannya diwariskan ke putrinya. Ruth malah
mewariskan dua apartemen dan isinya pada Indra. Total harta yang diwariskan ke
Indra itu mencapai 5,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 50 miliar. Kontan saja
Indra jadi orang kaya baru di Dacota, New York.
Sebuah sudut dari apartemen
Ruth di daerah elit New York, yang diwariskan untuk Indra
"Terima kasih, ayah dan
ibuku telah melahirkan saya, dan terima kasih Mississippi (kota kelahiran
Charles Ford) telah membawa Charles ke saya. Dan terima kasih padanya (Charles)
dan Ruth yang membuat saya jadi seorang New Yorker sekarang," ujarnya.
Cerita Indra Tamang ini baru
terungkap belakangan setelah wartawan Associated Press menelusuri
kisah Indra yang berubah dari orang dusun di Nepal menjadi seorang kaya di New
York. Dan yang mengubah semua itu adalah kejujuran dan kepercayaan.
Kisah
Dompet yang Hilang, Nilai Sebuah Kejujuran
Penulis : Andrie Wongso
Jumat, 29 Mei 2009, Dibaca :
40346 kali | Dicetak : 414 kali | Cetak artikel ini
|
Sebuah
pengalaman yang menyentuh saya alami sendiri dua hari yang lalu. Kejujuran,
yang merupakan "barang" langka di zaman sekarang, masih saya jumpai
di dalam sosok seorang supir taksi sederhana.
Cerita berawal dari jadwal saya
untuk berseminar dalam rangka undangan dari BCA Kanwil XI di Balikpapan, pada
hari Rabu, 27 Mei 2009. Seminar dijadwalkan berlangsung pukul 14.00 siang itu.
Saya sudah tiba di sana dua jam sebelumnya. Saya berkesempatan bertemu dan
meluangkan waktu bersama seorang teman, Bapak Boge. Beliau mengajak saya untuk
makan siang di restoran miliknya, sebuah restoran ayam goreng terkenal,
Boyolali. Saya langsung menyetujuinya.
Karena supir Pak Boge hanya
mengantar beliau ke hotel tempat saya menginap, Hotel Menara Bahtera, dan
langsung pergi mengurus kepentingan yang lain, kami pun pergi ke restoran
dengan naik taksi. Jadwal seminar yang akan berlangsung tidak lama lagi,
membuat saya harus langsung kembali ke hotel setelah makan siang, dan
bersiap-siap.
Namun, saat hendak memulai
seminar, saya baru menyadari, dompet saya hilang! Kepanikan melanda saya.
Maklum, kartu identitas dan beberapa kartu kredit ada di dalamnya, dan tidak
sedikit uang yang tersimpan di dalamnya. Staf keamanan hotel ikut membantu
mencari, dan mencoba menghubungi supir taksi yang tadi mengantar saya ke
restoran. Karena, siapa tahu dompet saya terjatuh di dalam taksi. Bahkan Pak
Boge juga ikut membantu. Tak terkecuali Bapak Harijanto, Kakanwil BCA wilayah
XI, langsung membantu memblokir kartu kredit BCA saya, untuk mejaga agar kartu
kredit saya tidak disalahgunakan.
Dengan konsentrasi penuh pada
topik yang saya bawakan, seminar pun berlangsung dengan seharusnya, lancar dan
penuh semangat. Saat jeda istirahat, di dalam lubuk hati yang terdalam,
tiba-tiba muncul perasaan yang mengatakan bahwa dompet saya akan kembali dalam
keadaan utuh. Perasaan itu timbul begitu saja, yang sempat saya utarakan kepada
asisten saya yang mendampingi waktu itu, David. Dan, memang benar itu terjadi!
Telah berulang kali saya
buktikan, dengan keyakinan yang teguh, apa pun yang Anda harapkan, bisa
terwujud! Supir taksi yang tadi mengantar saya dan Pak Boge ke restoran, sudah
menunggu saya saat seminar selesai. Ia pun menyerahkan dompet saya, masih dalam
keadaan utuh, tidak ada kekurangan apa pun.
Mengalirlah sebuah cerita yang
menyentuh dari mulutnya. Katanya, seorang penumpang setelah saya, menemukan
dompet itu dan langsung menyerahkan kepadanya. Si supir pun tanpa pikir
panjang, datang ke tempat saya untuk mengembalikan dompet itu. Saya benar-benar
merasa takjub dengan kejujuran yang dimiliki supir taksi, juga penumpang yang
menemukan dompet tersebut.
Sebagai tanda terima kasih dan
penghargaan atas sebuah kejujuran dan kebaikan yang telah dilakukannya, saya
pun memberikan supir taksi itu sejumlah uang, juga kepada para staf kemanan
yang telah membantu. Dengan harapan, semoga ke depannya, perbuatan baik akan
selalu dilakukan.
Dari sini kita tahu, semua hal
yang terjadi dalam kehidupan ini tersambung dalam sebuah mata rantai. Apa yang
selama ini selalu saya utarakan dalam seminar-seminar, bahwa sudah sepatutnya
kita selalu berbuat baik, telah saya temukan contoh nyatanya. Saya telah
mendapatkan pertolongan dari seorang supir taksi yang baik hati. Karena saya
sadar, bisa saja dia mengaku tidak menemukan dompet saya, dan tidak
mengembalikannya kepada saya. Atau, mungkinkah juga keyakinan saya yang begitu
kuat, mendorong hal itu terjadi.
Apa pun teori di balik
peristiwa ini, pastilah ada pembelajaran yang bisa kita ambil. Di mana, butuh
kehati-hatian dalam menyimpan barang milik kita sendiri, menjaganya agar tidak
hilang. Di mana sebuah kejujuran sangatlah indah untuk dilakukan dan patut
dihargai. Dan, di mana kekuatan pikiran benar-benar bekerja saat Anda meyakini
sesuatu hal dengan sungguh-sungguh. Dan ingatlah selalu, dengan senantiasa
melakukan perbuatan baik dan membantu siapa pun yang membutuhkan bantuan, Tuhan
juga akan membantu kita dengan caraNya.
Salam sukses luar biasa,
Andrie Wongso
Andrie Wongso
DAFTAR
PUSTAKA
Wongso Andri. 2009. Kisah Dompet
yang Hilang, Nilai Sebuah Kejujuran. www.andriwongso.com
Ainuamri.10-cara-: meningkatkan-kepercayaan-diri-remaja.www.wordpess.com.
Grinder, A. 1978 Psikologi
Remaja, Yogyakarta : Gramedia Koenjtoro. 1989. Konsep Pengenalan Diri, Yogyakata : Insist
Wongso Andri. 2011. Bisakah berbuat
jujur. www.andriwongso.com
Yusuf.
2011.kisah-pengorbanan-seorang-sahabat-sejati.www.jalanhidup.com
id.wikipedia.org/wiki/ 2012. Persahabatan
Teguh
Mario.2012.anekaremaja.com
yanuardiandi_blogspot.com: 2012
www.sutiknoblogspot.com: 2012
belajarpsikologi.com
Just another WordPress.com weblog